LONDON – Kepolisian London pada Minggu (4/4) mengatakan lebih dari 100 orang telah ditangkap usai unjuk rasa menentang rancangan undang-undang (RUU) kejahatan baru pemerintah Inggris digelar di pusat kota London pada Sabtu (3/4).
Sebelumnya pada Minggu, kepolisian London mengatakan bahwa 10 petugas mengalami luka ringan setelah polisi dan pengunjuk rasa terlibat bentrokan di pusat kota London pada Sabtu.
Ibu kota Inggris itu dibanjiri ribuan pengunjuk rasa ketika sejumlah aksi protes digelar secara bersamaan.
Banyak pihak memprotes RUU Kepolisian, Kejahatan, Hukuman, dan Pengadilan yang diusulkan pemerintah Inggris.
Jika diloloskan, RUU tersebut akan meningkatkan wewenang polisi di Inggris dan Wales untuk memberlakukan syarat bagi aksi protes tanpa kekerasan, termasuk yang dianggap terlalu berisik atau mengganggu, dengan mereka yang dinyatakan bersalah dapat dikenakan denda atau hukuman penjara.
Pengunjuk rasa antikarantina wilayah (lockdown) dan Extinction Rebellion turut bergabung dengan para demonstran dalam aksi protes “Kill the Bill”. Kelompok anti-lockdown didukung oleh Piers Corbyn, saudara laki-laki dari mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, seperti dilaporkan surat kabar yang berbasis di London, Evening Standard, pada Minggu.
Ribuan orang berpartisipasi dalam aksi protes “Kill the Bill”, bergerak dari Hyde Park menuju Westminster. Para pengunjuk rasa berjalan melewati Istana Buckingham hingga Alun-Alun Parlemen, yang terletak di seberang Gedung Parlemen Inggris.
Aksi demonstrasi terbaru ini digelar usai beberapa aksi serupa yang dilancarkan untuk menentang RUU kejahatan baru pemerintah Inggris berubah menjadi aksi kekerasan bulan lalu di Bristol, sebuah kota padat penduduk di Inggris barat daya.
Peraturan terkait COVID-19 telah dilonggarkan dan aksi protes kini diperbolehkan di Inggris dan Wales. Namun, pihak penyelenggara aksi protes harus menyerahkan penilaian risiko dan mengambil serangkaian langkah guna membatasi potensi penularan virus corona, menurut surat kabar The Guardian.
Tingkat reproduksi virus corona, atau nilai R, di Inggris saat ini tercatat di kisaran 0,8 hingga 1, menurut data terbaru pemerintah.
Pekan lalu, nilai R berada di kisaran 0,7 hingga 0,9 untuk seluruh Inggris.
Data terbaru pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 31,5 juta orang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 di Inggris.
Mulai 12 April mendatang, perusahaan retail nonesensial serta restoran dan pub, jika melayani secara outdoor, dapat kembali dibuka di Inggris.
Pada 22 Februari, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan skema untuk mengakhiri penerapan lockdown ketiga yang diberlakukan sejak pandemi mulai merebak. Rencana empat langkah itu diperkirakan akan mencabut semua pembatasan resmi di Inggris pada pertengahan Juni mendatang.
Sejumlah pakar telah memperingatkan bahwa Inggris “masih belum terbebas dari masalah” di tengah kekhawatiran tentang varian baru COVID-19 dan gelombang ketiga pandemi di benua Eropa.
Untuk mengembalikan kehidupan normal, sejumlah negara seperti Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, serta Uni Eropa berpacu dengan waktu untuk mendistribusikan vaksin virus corona. [Xinhua]