BEIJING, 10 Mei (Xinhua) — Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertukaran pandangan yang mendalam mengenai hubungan China-Rusia serta berbagai isu utama internasional maupun regional, sekaligus mencapai banyak kesepahaman bersama yang baru dan penting selama kunjungan Xi ke Rusia. Demikian disampaikan seorang juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China di Beijing pada Jumat (9/5).
Jubir Lin Jian mengatakan dalam sebuah taklimat pers harian bahwa kedua kepala negara telah menandatangani Pernyataan Bersama Antara Republik Rakyat China dan Federasi Rusia tentang Peningkatan Lebih Lanjut Kemitraan Strategis Komprehensif China-Rusia dalam Koordinasi untuk Era Baru pada Peringatan 80 Tahun Kemenangan dalam Perang Perlawanan Rakyat China Melawan Agresi Jepang, Perang Patriotik Raya Uni Soviet, dan Pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Xi dan Putin menyaksikan pertukaran lebih dari 20 dokumen kerja sama bilateral, yang menyuntikkan dorongan baru bagi pengembangan hubungan China-Rusia.
Menyoroti bahwa kedua belah pihak merupakan tetangga baik yang tidak dapat dipindahkan, sahabat sejati yang berbagi suka dan duka, serta mitra yang baik untuk mencapai kesuksesan bersama, Xi menuturkan bahwa hubungan antara China dan Rusia bercirikan logika sejarah yang khas, daya dorong endogen yang kuat, dan peradaban yang kaya, serta tidak menargetkan pihak ketiga mana pun dan tidak tunduk pada pembatasan-pembatasan dari pihak ketiga mana pun, papar Lin.
Xi pun mengatakan bahwa kedua belah pihak berhasil menemukan cara yang tepat bagi kedua negara besar yang saling bertetangga tersebut untuk bisa rukun satu sama lain dan menempa semangat koordinasi strategis untuk era baru dengan persahabatan hidup berdampingan secara baik dan permanen, koordinasi strategis yang komprehensif, serta kerja sama yang saling menguntungkan sebagai intinya.
Kedua negara perlu memupuk persahabatan abadi dan memperdalam kepercayaan politik timbal balik antara kedua pihak, serta meningkatkan koordinasi strategis, sekaligus mengupayakan keuntungan bersama, dan terus memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang, kata Xi.
Sangat penting bagi kedua negara untuk menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran, serta secara teguh mempertahankan sistem internasional dengan PBB sebagai intinya dan tatanan internasional yang berdasarkan hukum internasional, tutur Xi. Kedua negara perlu meningkatkan solidaritas, menjaga multilateralisme sejati, dan membimbing tata kelola global ke arah yang benar, imbuhnya.
Presiden Xi menekankan bahwa tahun ini menandai peringatan 80 tahun kemenangan dalam Perang Perlawanan Rakyat China Melawan Agresi Jepang, Perang Patriotik Raya Uni Soviet, dan Perang Anti-Fasis Dunia. Dalam menghadapi unilateralisme, politik kekuasaan, serta tindakan intimidasi di dunia, China dan Rusia, sebagai dua negara besar sekaligus anggota tetap Dewan Keamanan PBB, akan memikul tanggung jawab untuk menegakkan perspektif sejarah yang benar tentang Perang Dunia II, menjaga otoritas dan kedudukan PBB, secara tegas mempertahankan hasil kemenangan Perang Dunia II, secara tegas membela hak dan kepentingan China, Rusia, maupun banyak negara berkembang, dan bersama-sama mendorong dunia multipolar yang setara dan tertib serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan menguntungkan secara universal.
Selama kunjungan Xi tersebut, China dan Rusia mengeluarkan pernyataan bersama tentang stabilitas strategis global, yang menegaskan kembali bahwa kedua belah pihak akan berupaya keras untuk mempraktikkan multilateralisme sejati dan mendukung peran sentral PBB maupun mekanisme multilateral terkait, kata Lin.
Kedua belah pihak menekankan bahwa negara-negara bersenjata nuklir, yang memikul tanggung jawab khusus bagi keamanan internasional dan stabilitas strategis global, harus menolak mentalitas Perang Dingin dan pola pikir menang-kalah (zero-sum), mengatasi masalah melalui dialog dan konsultasi secara setara, serta membangun kepercayaan untuk menghindari miskalkulasi yang berbahaya, papar Lin. Ini menunjukkan rasa tanggung jawab China dan Rusia sebagai negara-negara besar dalam menegakkan dan meningkatkan stabilitas strategis global, imbuhnya.
Kedua belah pihak juga mengeluarkan deklarasi bersama tentang penguatan lebih lanjut kerja sama China-Rusia guna menegakkan otoritas hukum internasional, yang menegaskan kembali komitmen penuh kedua negara pada prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Piagam PBB dan Lima Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai, serta penolakan terhadap penyalahgunaan sanksi sepihak dan long-arm jurisdiction, kata Lin.
Deklarasi tersebut menegaskan bahwa negara-negara memiliki hak untuk melakukan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang normal, ujar Lin. Deklarasi itu juga menguraikan tentang sikap bersama kedua belah pihak terhadap masalah-masalah penting yang berkaitan dengan hukum internasional, serta mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat internasional untuk secara tegas menegakkan tatanan internasional berdasarkan hukum internasional, tambah Lin. Selesai