BRASILIA – Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Senin (29/3) menunjuk Carlos Alberto Franco Franca sebagai menteri luar negeri baru menggantikan Ernesto Araujo dalam sebuah perombakan kabinet.
Bolsonaro mengganti enam anggota kabinet termasuk kepala departemen pertahanan dan kehakiman, di tengah meningkatnya tekanan domestik terhadap strategi pemerintah mengatasi pandemi COVID-19.
Araujo dipaksa mundur setelah para legislator dan diplomat senior Brasil menuduhnya menerapkan kebijakan luar negeri yang bertentangan dengan kepentingan nasional dan pembicaraan untuk memperoleh vaksin COVID-19.
Pekan lalu, sebuah surat yang ditandatangani oleh lebih dari 300 diplomat menyerukan pemecatan menteri tersebut karena hal yang mereka anggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusional dan aturan dasar tentang hubungan luar negeri.
Surat itu, turut didukung oleh 10 duta besar yang tidak bersedia disebutkan namanya karena alasan hukum, mengklaim bahwa sikap kebijakan Araujo telah mengakibatkan “kerusakan serius” terhadap hubungan internasional Brasil dan citra nasional.
Sejak Araujo menjabat pada Januari 2019, hubungan luar negeri Brasil ditandai dengan pengetatan hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan dialog yang terbengkalai dengan mitra-mitra dagang utama Brasil.
Dia juga berulang kali diragukan karena dampak negatifnya pada sektor-sektor utama seperti agrobisnis dan investasi asing yang masuk.
Franca (56) merupakan seorang diplomat karier yang sebelumnya bekerja di bidang protokol kementerian tersebut dan pernah mengemban misi ke AS, Paraguay, dan Bolivia. [Xinhua]