GAZA – Setelah gencatan senjata pada Jumat (21/5) mengakhiri pertempuran 11 hari antara Israel-Hamas di Jalur Gaza, tampaknya kehidupan berangsur-angsur kembali normal di wilayah kantong Palestina itu. Namun, bagi banyak warga sipil Palestina, hidup menjadi bertambah sulit akibat perang menyebabkan kerusakan besar pada rumah dan hati mereka . [Xihua]
Anak-anak Palestina terlihat di sebuah sekolah di kamp pengungsi Shati di Gaza City pada 23 Mei 2021. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Warga Palestina tinggal di sebuah sekolah di kamp pengungsi Shati di Gaza City pada 23 Mei 2021. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Seorang tentara Palestina bersiaga saat sebuah truk yang mengantar kargo kemanusiaan ke Gaza tiba di Perlintasan Kerem Shalom yang dibuka kembali usai gencatan senjata pada 21 Mei di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 25 Mei 2021. (Xinhua/Khaled Omar)
Seorang pekerja Palestina berdiri di atas truk yang mengantar kargo kemanusiaan ke Gaza setelah melewati Perlintasan Kerem Shalom di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 25 Mei 2021. (Xinhua/Khaled Omar)
Nelayan Palestina kembali menangkap ikan usai gencatan senjata pada Jumat (21/5) di sebuah pelabuhan di Gaza City pada 25 Mei 2021. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Anak-anak Palestina memegang lilin di atas puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 25 Mei 2021. (Xinhua/Khaled Omar)
Abdullah al-Zawara’a memberikan jasa pangkas rambut gratis untuk seorang anak laki-laki di dekat rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada 26 Mei 2021. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Abdullah al-Zawara’a (23), seorang tukang cukur asal Palestina, memberikan jasa pangkas rambut gratis untuk tetangga di dekat rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada 26 Mei 2021. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)