BALI, Presiden China Xi Jinping pada Selasa (15/11) menyampaikan pidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G20) di Bali, mengatakan bahwa dihadapkan dengan berbagai tantangan, semua negara harus merangkul visi komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, serta mendorong perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dalam pidatonya yang bertajuk “Bekerja Bersama untuk Menjawab Tantangan Zaman dan Membangun Masa Depan yang Lebih Baik” (Working Together to Meet the Challenges of Our Times and Build a Better Future), Xi mengatakan dunia sedang melewati perubahan krusial yang belum pernah terlihat dalam satu abad, yang berdampak terhadap dunia, zaman kita, dan sejarah.
Dia menuturkan bahwa pandemi COVID-19 masih merebak dengan kasus melonjak di sana-sini; perekonomian dunia menjadi semakin rapuh; lingkungan geopolitik masih genting; tata kelola global sangat tidak memadai; krisis pangan dan energi saling memperparah satu sama lain. “Semua ini menimbulkan tantangan berat bagi pembangunan manusia,” kata Xi.
Menyerukan semua negara untuk mengganti perpecahan dengan persatuan, konfrontasi dengan kerja sama, dan eksklusi dengan inklusivitas, Xi mengatakan semua negara harus bergandengan tangan untuk menjawab pertanyaan zaman, “apa yang salah dengan dunia ini, apa yang harus kita lakukan”, demi mengatasi kesulitan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bersama-sama.
Semua anggota G20, kata Xi, harus mengambil tanggung jawab yang melekat sebagai pemain regional dan internasional utama, dan harus memimpin dengan memberi contoh dalam mempromosikan pembangunan semua negara, meningkatkan kesejahteraan seluruh umat manusia, dan mendorong kemajuan seluruh dunia.
Xi menggarisbawahi perlunya menjadikan pembangunan global lebih inklusif, mengatakan bahwa solidaritas adalah kekuatan, sedangkan perpecahan tidak akan menghasilkan apa-apa.
“Hidup di desa global yang sama, kita harus berdiri bersama yang lain dalam menghadapi berbagai risiko dan tantangan,” katanya, menambahkan bahwa membuat batasan ideologis atau mempromosikan politik kelompok dan konfrontasi blok hanya akan memecah belah dunia, serta menghambat pembangunan global dan kemajuan umat manusia.
“Dengan peradaban manusia yang sudah berada di abad ke-21, mentalitas Perang Dingin telah lama ketinggalan zaman. Apa yang perlu kita lakukan adalah bergandengan tangan dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan ke level baru,” katanya.
“Negara-negara harus saling menghormati, mencari titik temu sembari mengesampingkan perbedaan, hidup bersama dalam perdamaian, dan mempromosikan ekonomi dunia yang terbuka. Tidak ada satu pihak pun yang boleh memiskinkan negara tetangga (beggar-thy-neighbor, kebijakan yang mencari keuntungan bagi satu negara dengan mengorbankan negara lain), membangun ‘pekarangan kecil dengan pagar tinggi’, atau menciptakan kelompok tertutup dan eksklusif,” imbuhnya.
G20 harus tetap berkomitmen pada tujuan pendiriannya yakni persatuan dan kerja sama, meneruskan semangat solidaritas, serta menjunjung tinggi prinsip konsensus, kata Xi, menambahkan bahwa perpecahan dan konfrontasi tidak akan membantu siapa pun, dan hanya solidaritas serta pembangunan bersamalah yang merupakan pilihan yang tepat untuk diambil.
Xi menggarisbawahi perlunya mewujudkan pembangunan global yang bermanfaat bagi semua, mengatakan bahwa pembangunan baru disebut nyata ketika semua negara berkembang bersama.
Kesejahteraan dan stabilitas tidak mungkin terwujud di dunia di mana yang kaya menjadi makin kaya sementara yang miskin menjadi makin miskin, paparnya, mengatakan bahwa setiap bangsa menginginkan kehidupan yang lebih baik, dan modernisasi bukanlah hak istimewa yang diperuntukkan bagi satu negara saja.
“Para negara terdepan dalam pembangunan harus dengan tulus membantu negara lain untuk berkembang, dan menyediakan lebih banyak barang publik global. Semua negara besar harus mengambil tanggung jawabnya, dan melakukan yang terbaik demi pembangunan global,” katanya.
China mengusulkan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI), dan membentuk Dana Pembangunan Global dan Kerja Sama Selatan-Selatan, tutur Xi, menambahkan bahwa China akan meningkatkan pendanaan untuk Dana Perdamaian dan Pembangunan China-PBB, dan bekerja sama dengan lebih dari 100 negara dan organisasi internasional di bawah GDI, sehingga dapat memberikan dorongan baru untuk implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Xi juga mengusulkan untuk membuat pembangunan global menjadi lebih tangguh, mengatakan bahwa globalisasi ekonomi sedang menghadapi berbagai tantangan, dan ekonomi dunia juga berisiko mengalami resesi.
Mencatat bahwa semua pihak saat ini sedang mengalami masa-masa sulit, akan tetapi negara-negara berkembang yang menanggung bebannya, Xi mengatakan oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk berfokus pada isu pembangunan.
“Kita perlu membangun sebuah kemitraan global untuk pemulihan ekonomi, memprioritaskan pembangunan, dan menempatkan rakyat sebagai pusatnya, senantiasa mengingat berbagai kesulitan yang dihadapi negara-negara berkembang, serta mengakomodasi kekhawatiran mereka,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa China mendukung Uni Afrika untuk bergabung dengan G20.
Xi mendesak semua pihak untuk terus memperdalam kerja sama internasional dalam melawan COVID-19, mengendalikan inflasi global, serta meredakan risiko ekonomi dan keuangan sistemik, lebih lanjut menambahkan bahwa perekonomian maju, khususnya, harus mengurangi dampak limpahan negatif dari penyesuaian kebijakan moneter mereka.
“Lembaga keuangan internasional dan kreditur komersial, yang merupakan kreditur utama bagi negara berkembang, harus ikut serta dalam pengurangan dan penangguhan utang negara-negara berkembang,” sebutnya, seraya menambahkan bahwa China mengimplementasikan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (Debt Service Suspension Initiative/DSSI) G20 dalam segala hal, dan telah menangguhkan pembayaran utang dalam jumlah terbesar di antara semua anggota G20, sehingga dapat membantu negara-negara berkembang yang relevan melewati masa sulit.
“Kita harus terus menegakkan sistem perdagangan multilateral yang berpusat pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), secara aktif mendorong reformasi WTO, meningkatkan fasilitasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi,” katanya.
China mengusulkan Aksi untuk Inovasi dan Kerja Sama Digital (Action on Digital Innovation and Cooperation), dan berharap dapat bekerja sama dengan semua pihak guna mendorong lingkungan yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif untuk ekonomi digital sehingga dapat mempersempit kesenjangan digital Utara-Selatan, ujarnya.
Dalam mengatasi perubahan iklim serta transisi menuju pembangunan hijau dan rendah karbon, prinsip tanggung jawab bersama tetapi berbeda-beda harus ditegakkan, demikian Xi menekankan. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa penting untuk menyediakan pendanaan, teknologi, dan dukungan pengembangan kapasitas (capacity building) bagi negara-negara berkembang.
Xi menambahkan bahwa tidak ada toleransi terhadap korupsi, dan kerja sama internasional dalam repatriasi buronan dan pemulihan aset juga harus ditingkatkan.
Ketahanan pangan dan energi merupakan tantangan paling mendesak dalam pembangunan global, kata Xi, menyebutkan bahwa akar penyebab krisis yang sedang berlangsung bukanlah produksi atau permintaan, melainkan terganggunya rantai pasokan dan kerja sama internasional.
Jalan keluar dari masalah ini adalah dengan meningkatkan kerja sama dalam pengawasan dan regulasi pasar, membangun kemitraan untuk komoditas, mengembangkan pasar komoditas yang terbuka, stabil, dan berkelanjutan, serta bekerja sama untuk membuka kembali jalur rantai pasokan yang tersumbat dan menstabilkan harga pasar, sebutnya.
“Kita harus dengan tegas menentang upaya politisasi isu pangan dan energi atau menggunakannya sebagai alat dan senjata,” katanya, seraya menambahkan bahwa sanksi sepihak harus dihapus, dan pembatasan pada kerja sama ilmiah maupun teknologi yang relevan juga harus dicabut.
G20 harus memberikan dukungan yang diperlukan untuk negara-negara berkembang dalam hal produksi, pengumpulan, penyimpanan, pendanaan, dan teknologi, ujar Xi.
China mengajukan Inisiatif Kerja Sama Internasional tentang Ketahanan Pangan Global (International Cooperation Initiative on Global Food Security) di G20 dan berharap dapat memperdalam kerja sama dengan semua pihak di sektor tersebut, tambahnya.
Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) baru-baru ini menyelenggarakan Kongres Nasional ke-20, menetapkan tujuan, tugas, dan kebijakan pemandu untuk kepentingan Partai serta negara dalam lima tahun ke depan dan seterusnya, tegas Xi.
China akan tetap berkomitmen pada jalur pembangunan damai, tetap berkomitmen untuk memperdalam reformasi dan keterbukaan, serta tetap berkomitmen untuk mendorong peremajaan nasional di semua lini melalui jalur China menuju modernisasi, tambahnya.
China yang bergerak menuju modernisasi akan membawa lebih banyak peluang bagi dunia, menyuntikkan momentum yang lebih kuat untuk kerja sama internasional, dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan manusia, demikian dikatakan Xi.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wang Yi dan He Lifeng. [Xinhua]