Foto yang diabadikan pada 30 September 2022 ini menunjukkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dalam sebuah acara di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)
NEW YORK CITY, 9 Oktober (Xinhua) — Pengampunan baru-baru ini yang diberikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bagi para kriminal yang dihukum karena kepemilikan ganja di bawah undang-undang federal telah meremehkan bahaya penggunaan narkoba, dan “mengirimkan sinyal yang salah ke seluruh AS pada waktu yang salah,” tulis surat kabar The Wall Street Journal (WSJ).
Biden pada Kamis (6/10) mengumumkan bahwa dirinya mengampuni semua pelanggaran federal sebelumnya terkait kepemilikan ganja dalam jumlah kecil, meski AS menuai kritik atas dorongan untuk melegalkan ganja di seluruh negara itu.
Namun, “hukuman federal untuk kejahatan terkait ganja biasanya bukan untuk kepemilikan dalam jumlah kecil,” kata surat kabar tersebut dalam sebuah kolom opini, yang menambahkan bahwa pemerintah federal benar-benar “kurang reaktif” terhadap penggunaan ganja ilegal.
“Penggunaan narkoba ilegal merupakan katalis untuk kejahatan, yang telah meningkat bahkan setelah negara-negara bagian di seluruh AS meliberalisasi undang-undang ganja mereka,” lanjutnya.
Mengingat ganja sekarang menjadi lebih kuat dan generasi muda menggunakannya secara lebih sering, “angka penggunaan yang lebih tinggi akan menyebabkan kenaikan jumlah kejahatan dan masalah kesehatan mental,” imbuh artikel itu.
“Jika Presiden Biden benar-benar ingin melakukan sesuatu terkait masalah yang sedang dihadapi kota-kota dan negara-negara bagian kita, yakni kenaikan angka kejahatan, adiksi, dan kematian karena overdosis, dia seharusnya melakukan sesuatu untuk mencegah penggunaan narkoba ilegal,” tulis artikel tersebut. [Xinhua]