BEIRUT – Ratusan warga Lebanon, termasuk keluarga para korban tewas dalam ledakan mematikan di pelabuhan Beirut tahun lalu, pada Rabu (29/9) berunjuk rasa menentang penangguhan penyelidikan terhadap insiden ledakan itu.
Keluarga para korban berkumpul di dekat Justice Palace di Beirut sambil membawa foto kerabat mereka yang kehilangan nyawa dan poster dengan beragam slogan yang menyerukan keadilan.
Tarek Bitar, hakim yang memimpin penyelidikan terhadap ledakan pelabuhan Beirut, pada Senin (27/9) memutuskan untuk menangguhkan penyelidikan terhadap kasus tersebut menyusul gugatan hukum yang dilayangkan oleh mantan menteri dalam negeri Lebanon Nouhad Machnouk, yang dijadwalkan akan menjalani interogasi pekan ini, mempertanyakan “netralitas” Bitar.
RIMA AL-ZAHED, Saudara perempuan salah satu korban : “Anda akan melihat kami setiap hari di jalanan. Kami akan ada di sini setiap hari. Kami akan membuktikan kepada rakyat Lebanon bahwa darah kami tidak murah. Kami akan membuktikan kepada pemerintah Lebanon bahwa intervensi politik telah gagal. Semua ancaman yang dilontarkan kepada Hakim Tarek Bitar menjadi ancaman bagi kami secara pribadi. Jika semua ancaman ini menyakiti Hakim Bitar, itu menyakiti kami juga. Kami, keluarga para korban, menginginkan kebenaran. Kami menginginkan keadilan. Kita akan melihat seluruh penduduk Lebanon (hadir) di sini.”
ROLA HASHEM, Ibu salah satu korban : “Kami datang ke sini untuk mendukung Hakim Bitar. Kami meminta Hakim Elia melihat foto anak-anak kami dan memutuskan dengan adil. Jika dia menerima bahwa anak-anak muda ini dimakamkan di pasir Beirut, dia harus memutuskan dengan adil. Kami hanya meminta keadilan dengan harapan keadilan memenuhi seluruh Lebanon. Kami ingin para politisi tidak mencampuri sistem peradilan.”
Gugatan hukum ini memicu penangguhan penyelidikan sampai seorang hakim dapat mengambil keputusan. Ini juga strategi yang sebelumnya digunakan untuk menyingkirkan pendahulu Bitar.
WASSEF HARAKE, Aktivis Lebanon : “Apa yang terjadi hari ini merupakan sikap untuk meraih keadilan guna mencabut kekebalan politik para politisi dan untuk menghadapi konspirasi otoritas guna mengeliminasi kasus ini serta menyembunyikan kebenaran dan keadilan. Inilah tujuan utama kami. Ini juga langkah populer untuk mendukung hakim agar mau melanjutkan penyelidikannya tanpa menyerah pada tekanan apa pun. Inilah tujuan utama perjuangan ini.”
Pelabuhan Beirut diguncang oleh dua ledakan besar pada 4 Agustus 2020, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya serta menghancurkan banyak area di Beirut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut. (XHTV)