JENEWA – Afghanistan berpotensi menghadapi krisis besar tanpa adanya arus perdagangan dan dukungan, dan masyarakat internasional sepatutnya tidak menutup mata terhadap situasi tersebut, demikian disampaikan seorang pejabat PBB pada Jumat (3/9).
Babar Baloch, berbicara dari Pakistan untuk Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), mengatakan dalam konferensi pers PBB bahwa UNHCR tidak melihat gelombang besar pengungsi yang mencoba menyeberangi perbatasan Afghanistan ke Pakistan dan Iran, dan alasan di balik itu sedang dianalisis.
Padahal, krisis pengungsian sedang terjadi di Afghanistan, kata pejabat PBB itu. Namun, sulit untuk mengumpulkan informasi tentang situasi yang tidak pasti di dalam Afghanistan, serta di perbatasan dengan negara-negara tetangga.
Biasanya, selalu ada banyak pergerakan orang dan arus komersial antara Afghanistan, Iran, dan Pakistan, tutur Baloch. Saat ini, warga Afghanistan masih bisa melintasi perbatasan, tetapi mereka wajib menunjukkan dokumen identitas dan visa.
Menurut angka terbaru PBB, hampir setengah populasi Afghanistan, atau 18 juta jiwa, membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Satu dari tiga warga Afghanistan tidak memiliki sumber untuk mendapatkan makanan, sementara lebih dari setengah dari seluruh anak balita di negara tersebut diperkirakan akan mengalami kekurangan gizi akut tahun depan. [Xinhua]