WARTABUANA – Sekelompok advokat yang tergabung dalam komunitas Lingkar Nusantara (LISAN) melaporkan pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) ke BAWASLU karena diduga melakukan kebohongan terkait dana kampanye yang hanya Rp 1 miliar saja.
Ketua LISAN, Hendarsam Marantoko, mengatakan, pelaporan ke BAWASLU dilakukan pada Jumat (22/12/2023). “Ketika pasangan AMIN hanya mencantumkan dana awal kampanie hanya Rp.1 miliar itu sangat janggal,” kata Hendarsam, Minggu (24/12/2023).
Angka itu tidak realistis menurut Hendarsam, karena jika dilihat dari aktifitas kampanye pasangan nomor urut 1 itu. Jika dihitung dari biaya pesawat jet pribadi dan sewa kantor tim sukses di area Menteng saja sudah cukup tinggi.
“Bila kita coba hitung secara kasar, biaya sewa kantor mewah di area elit, pesawat jet pribadi untuk kegiatan kampanye ke 38 provinsi, serta baliho, apa mungkin cukup dengan hanya 1 miliar?” tanya Hendarsam.
Adanya keraguan ini membuat LISAN melaporkan pasangan AMIN ke BAWASLU dengan dugaan memanipulasi data dana awal kampanye.
Hendarsam mengambil contoh dari pengalaman Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Saat itu, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menghabiskan dana lebih dari Rp.50 miliar. “Sulit dipahami bila dana kampanye untuk tingkat gubernur provinsi jauh lebih tinggi dari kontestasi tertinggi di Indonesia, yaitu pemilihan presiden dan wakilnya,” jelas Hendarsam.
Namun, Hendarsam juga menjelaskan, bahwa dana besar saat 2017 lalu memang dana kampanye yang dihabiskan hingga final.
Hendarsam menambahkan tidak elok jika pasangan AMIN memanipulasi dana awal kampanye hanya untuk kepentingan pencitraan. Seolah pasangan AMIN hanya menggunakan dana yang kecil dań banyak didukung dari dana partisipasi para pendukungnya.
Dengan tidak transparannya pasangan AMIN di pelaporan dana awal kampanye, Hendarsam khawatir akan transparansi di masa mendatang.
“Kalau dari awal saja sudah tidak transparan, bagaimana nanti ketika sudah menjabat sebagai Presiden. Mari kita cermati sama-sama, agar bangsa ini kelak akan dipimpin oleh seseorang yang berintegritas tinggi dan tidak manipulatif terhadap bangsanya sendiri,” tegas Hendarsam.[]