BEIJING, Jalur demokrasi China sesuai dengan logika sejarah, teori, praktik, dan nilai; mematuhi nilai-nilai umum kemanusiaan; dan telah mencapai perkembangan inovatif berdasarkan kondisi China, papar sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (7/12) oleh New China Research, wadah pemikir Kantor Berita Xinhua China.
Demokrasi sosialis dengan karakteristik China memastikan bahwa negara itu dijalankan oleh rakyat dan dipilih oleh rakyat China secara historis, menurut laporan berjudul “Mengejar Nilai-Nilai Umum Kemanusiaan — Pendekatan China untuk Demokrasi, Kebebasan, dan Hak Asasi Manusia (HAM)”.
Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) memimpin rakyat dalam mendirikan Republik Rakyat China pada 1949, memastikan posisi rakyat sebagai penguasa negara dan meluncurkan proses modernisasi negara tersebut. Legitimasi CPC berasal dari sejarah dan ditentukan oleh hati dan pikiran rakyat, papar laporan itu dalam menjelaskan sejarah tersebut.
Orientasi sosialis dari praktik demokrasi Republik Rakyat China berarti bahwa hal tersebut merupakan sebuah kritik terhadap demokrasi borjuis dan melampaui demokrasi borjuis. Kedaulatan rakyat yang ingin diwujudkan, yaitu “pengelolaan negara oleh rakyat”, merupakan demokrasi yang luas, sejati, dan efektif. Ini demokrasi yang berpusat pada rakyat, bukan demokrasi yang berorientasi pada modal, ungkap laporan tersebut.
Pembangunan demokrasi China menggabungkan realisasi “berorientasi tujuan” untuk kebahagiaan rakyat, kemakmuran nasional, dan peremajaan nasional; “realitas” di lapangan dari negara berkembang dengan populasi terbesar di dunia; dan “dimensi historis” dari sejarah peradaban yang berusia 5.000 tahun. Dengan mengingat akarnya, menyerap ide-ide luar, menghadapi masa depan, integrasi berkelanjutan, menyimpulkan, menyempurnakan, dan menyublimasikan, China telah membentuk sebuah bentuk baru demokrasi, papar laporan itu lebih lanjut.
Di China, sistem kongres rakyat menerapkan prinsip konstitusional dari “semua kekuasaan di Republik Rakyat China adalah milik rakyat.” Masyarakat umum memilih para wakil yang mewakili keinginan dan kepentingan mereka untuk membentuk organ kekuasaan negara di berbagai tingkatan. Representasi luas menjadi ciri khas dari sistem tersebut, kata laporan itu.
Bagaimana memastikan bahwa demokrasi berjalan di negara yang begitu besar itu? China telah menemukan jawabannya dalam praktik, yaitu menciptakan interaksi sinergis antara kepemimpinan Partai, pengelolaan negara oleh rakyat, dan pemerintahan yang berlandaskan hukum. Kepemimpinan Partai menjawab pertanyaan “siapa yang akan menyatukan rakyat,” pengelolaan negara oleh rakyat menjawab “apa tujuan demokrasi,” dan pemerintahan yang berlandaskan hukum menjawab “bagaimana memerintah negara.”
Upaya mengejar demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia juga berperan sebagai kekuatan pendorong di balik pembangunan dan kemakmuran China. Mengikuti peta jalan reformasi dan keterbukaan, pengentasan kemiskinan, kemakmuran moderat, kemakmuran bersama, rakyat China telah keluar dari jerat kemiskinan dan hidup sejahtera dengan bermartabat berkat implementasi tegas dari demokrasi rakyat, demikian disampaikan dalam laporan tersebut. Selesai