PBB – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (4/11) mengecam keras serangan yang dilakukan oleh anggota pengawal kepresidenan Republik Afrika Tengah yang melukai 10 personel pasukan penjaga perdamaian.
Melalui pernyataan yang disampaikan lewat juru bicaranya, Stephane Dujarric, sang sekjen “menekankan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Dia meminta pihak berwenang Afrika Tengah untuk melakukan segala upaya dalam menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban segera dari para pelaku serangan yang tidak dapat diterima ini.”
“Sekjen berharap untuk pemulihan yang cepat dan penuh bagi para personel penjaga perdamaian dan warga sipil yang terluka, dan menyampaikan kembali rasa terima kasihnya kepada rakyat dan pemerintah Mesir atas kontribusi mereka terhadap perdamaian dan stabilitas di Republik Afrika Tengah. Sekjen juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para keluarga yang ditinggalkan oleh warga sipil Afrika Tengah yang tewas dalam insiden itu,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Sekjen menegaskan kembali solidaritas dan dukungan berkelanjutan dari PBB untuk Republik Afrika Tengah,” imbuhnya.
Pasukan pengawal kepresidenan menembaki para personel pasukan penjaga perdamaian PBB dalam Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah, atau yang dikenal sebagai MINUSCA, di Bangui pada Senin (1/11). Petugas polisi dari Mesir mendarat di bandara Bangui sebelumnya pada hari itu. Mereka merupakan bagian dari rotasi berkala dan penempatan pasukan di Republik Afrika Tengah. [Xinhua]