WARTABUANA – Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI, sekaligus Ketua Dewan Pembina Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) mengingatkan agar bangsa Indonesia tidak mudah melupakan sejarah dan jasa besar tokoh-tokoh masa lampau, termasuk menjadikan Hari Pendidikan Nasional ini sebagai momentum keseriusan revolusi pendidikan yang lebih substantif dan mengakar.
Hal tersebut disampaikan Bambang Soesatyo dalam pertemuan dengan jajaran Dewan Pembina SOKSI pada hari ini, Kamis (2/5/2024).
SOKSI merupakan organisasi utama pendiri Partai Golkar, yang memiliki peran strategis sejak masa transisi kemerdekaan hingga pasca reformasi. Didirikan tanggal 20 Mei 1960 oleh Mayjen (Purn) Prof. Dr. H. Suhardiman, S.E., sang penggagas istilah Golongan Karya dan aksi Karya Kekaryaan. SOKSI berdasar historis dilegitimasi sebagai Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) melalui Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang dikeluarkan Kemendagri RI sejak 5 September 2010 dengan SKT No 385/D.III.2/IX/2010 untuk masa berlaku 5 September 2010-2015 dan perpanjangan SKT No 01-00-00/047/D/IV.1/IV/2016 tanggal 14 April 2016 dengan masa berlaku 14 April 2016 hingga 14 April 2021. Selain itu, Akta Notaris No 06 tanggal 23 Maret 2012 dan Akta No 43 tanggal 18 Maret 2016 mempertegas posisi SOKSI dimaksud sebagai salah satu pendiri Partai Golkar yang sah dan legitimate. Masa itu Ketua Umum SOKSI adalah Ade Komarudin, yang kemudian estafet kepemimpinan dimandatkan Munas XI SOKSI/2020 pada Ahmadi Noor Supit dengan Ketua Dewan Pembina Bobby Suhardiman, putra biologis Pendiri SOKSI, urai Bamsoet.
Bambang Soesatyo menegaskan peran SOKSI tidak kecil sebagai kekuatan progresif revolusioner penggerak implementasi dan benteng Pancasila, serta sumbangsih nyata kader-kader andalan SOKSI di semua tingkatan, baik itu Kabupaten/Kota, Provinsi hingga nasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kader-kader yang duduk di Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif hingga saat ini. Karya nyata dan pemikiran bernas banyak lahir dari kader SOKSI yang juga merupakan aset dan mitra negara. Pengabdian pada bangsa, negara dan masyarakat sebagai Menteri, Ketua Mahkamah Agung, Dubes, DPR RI/DPRD Prov/DPRD Kab-Kota, Kepala Daerah, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara serta jabatan strategis lainnya.
Lebih lanjut, Bamsoet menyadari pentingnya regenerasi dalam mengisi pembangunan bangsa agar Indonesia ke depan lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan dan situasi global yang semakin dinamis. Selain itu, konsep yang bersifat progresif revolusioner khas SOKSI perlu diakomodir untuk mengakselerasi perwujudan amanah konstitusi, menciptakan masyarakat adil, aman, makmur dan sejahtera.
Fakta bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam berbagai sektor, salah satu yang fundamental diantaranya skor Programme for International Student Assesment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2020 yang melibatkan 81 Negara. Sekalipun rangking Indonesia naik beberapa point dibanding 2018, namun jumlah skor tidak beranjak sejak 20 tahun terakhir. Artinya, pendidikan Indonesia masih berkutat pada kuantitas bukan kualitas. Data PISA 2020 tersebut menunjukkan adanya penurunan signifikan pada skor kemampuan membaca, matematika dan sains. Tahun 2018, Skor kemampuan membaca adalah 371, skor matematika dan sains 379. Sementara tahun 2022, skor membaca 359, skor sains dan matematika 366. Tidak ada satu pun negara dapat bertumbuh dan maju tanpa kualitas pendidikan masyarakat yang memadai, ujar Bamsoet.
SOKSI tidak bisa tinggal diam, tegas Ketua Dewan Pembina SOKSI yang juga mengajar di berbagai Universitas di Indonesia. Dalam waktu dekat bersama seluruh elemen kekuatan bangsa, SOKSI akan berperan dan dapat diperankan dalam memastikan roda pemerintahan dan pembangunan nasional bergerak optimal. SOKSI memiliki banyak kader mumpuni dan handal di semua sektor, terkhusus sektor-sektor strategis yang mempengaruhi nasib masa depan Indonesia. Soliditas dan ide pemikiran bernas adalah kunci.
Sebagaimana doktrin SOKSI manunggal dengan Revolusi Pancasila, pelaku sejarah sekaligus garda depan konseptor pembangunan berbasis Pancasilais, maka kehadiran SOKSI bagi kemajuan bangsa adalah keniscayaan yang tidak bisa dipinggirkan.
Pertemuan jajaran Dewan Pembina SOKSI bersamaan Hardiknas 2024 ini dihadiri lengkap Ketua Dewan Pembina bersama unsur Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota.[]