“Seluruh tanggung jawab atas degradasi perjanjian ini berada di tangan pemrakarsa runtuhnya Traktat Langit Terbuka, yakni Amerika Serikat,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
MOSKOW, Rusia secara resmi menarik diri dari Traktat Langit Terbuka (Treaty on Open Skies), demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu (18/12) dalam sebuah pernyataan.
“Implementasi traktat yang bermanfaat selama beberapa dekade menunjukkan bahwa traktat tersebut berfungsi dengan baik sebagai alat untuk memperkuat kepercayaan dan keamanan, menciptakan peluang tambahan untuk penilaian yang objektif dan tidak memihak terhadap potensi militer dan aktivitas militer dari negara-negara yang berpartisipasi,” katanya.
Kementerian tersebut menyebutkan bahwa selama partisipasi Rusia dalam traktat itu, negaranya telah melakukan 646 penerbangan, dan mengizinkan 449 penerbangan dilakukan di wilayahnya dari 1.580 total penerbangan yang dilakukan.
“Sayangnya, semua upaya kami tidak memungkinkan kami untuk mempertahankan traktat ini seperti yang dimaksudkan oleh para penggagasnya,” kata pihak kementerian.
“Seluruh tanggung jawab atas degradasi perjanjian ini berada di tangan pemrakarsa runtuhnya Traktat Langit Terbuka, yakni Amerika Serikat,” kata kementerian itu.
Pascapenarikan resmi AS pada November 2020, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Januari tahun ini bahwa negaranya memulai prosedur hukum domestik untuk penarikan resmi dari traktat itu.
Pada 7 Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang untuk keluar dari traktat itu.
Pakta multilateral yang mulai berlaku pada tahun 2002 itu mengizinkan negara-negara anggotanya melakukan penerbangan pengintaian tak bersenjata dengan pemberitahuan singkat di atas seluruh wilayah negara anggota lain untuk mengumpulkan data mengenai kekuatan dan aktivitas militer. [Xinhua]