GAZA – Serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menyebabkan banyak korban jiwa, membuat kewalahan rumah-rumah sakit yang dikelola pemerintah di wilayah kantong pesisir Palestina itu akibat meningkatnya jumlah pasien secara tiba-tiba.
Rumah-rumah sakit di daerah itu beroperasi di bawah status keadaan darurat, di tengah kekurangan kapasitas dan pasokan yang buruk akibat blokade ketat Israel yang telah berlangsung hampir 15 tahun.
Kompleks Medis Shifa di Gaza barat, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, selalu ramai. Ambulans dan mobil pribadi terus berdatangan membawa warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel.
Marwan Abu Saada, Direktur Rumah Sakit Shifa untuk bedah, mengatakan bahwa kompleks itu menerima lebih dari 50 persen warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel.
“Sebagian besar yang terluka dalam serangan Israel mengalami komplikasi serius akibat ledakan yang disebabkan oleh serpihan bagian rudal di dalam tubuh,” ujarnya.
Abu Saada menambahkan bahwa luka-luka semacam ini menyebabkan perdarahan hebat dan robekan jaringan, yang memerlukan tindakan pembedahan yang rumit.
Dirinya menekankan bahwa lebih dari 25 persen kasus luka adalah anak-anak, dan beberapa di antaranya harus diamputasi akibat luka yang demikian parah.
Menurut kementerian kesehatan di Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza sejak Senin (17/5) mencapai 227 orang, termasuk 64 anak-anak dan 38 wanita, dengan 1.620 orang luka-luka.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service