Seorang pria menangis ketika mengidentifikasi jenazah kerabatnya yang tewas dalam serangan militan di Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, pada 26 Agustus 2024. (Xinhua/Asad)
ISLAMABAD, 27 Agustus (Xinhua) — Sedikitnya 53 orang termasuk personel keamanan tewas, sementara sejumlah orang lainnya terluka dalam serangkaian serangan di Provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, pada Senin (26/8), kata sejumlah pejabat.
Organisasi terlarang Balochistan Liberation Army (BLA), yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, melancarkan serangan menjelang tengah malam, dan melanjutkannya hingga pagi hari waktu setempat dengan penembakan, granat, bom bunuh diri, dan serangan bom.
Serangan besar tersebut dilancarkan di Distrik Musa Khel dengan 23 penumpang tewas dalam serangan jarak dekat, kata asisten komisaris distrik tersebut, Najeeb Kakar, kepada Xinhua.
Dia mengatakan bahwa para teroris memblokir jalan raya yang menghubungkan Balochistan dengan Provinsi Punjab, Pakistan timur, di Distrik Musa Khel, menghentikan beberapa kendaraan dan memeriksa identitas para penumpang.
“Sebanyak 23 korban, yang semuanya datang dari arah Punjab dan melakukan perjalanan ke Balochistan untuk bekerja, dikeluarkan secara paksa dari kendaraan mereka, dibariskan di dekat jalan raya, dan ditembak mati. Para militan juga merusak 24 kendaraan selama blokade tersebut,” imbuhnya.
Dalam serangan terpisah di Distrik Las Bela, sekitar lima tentara tewas ketika para teroris menabrakkan kendaraan mereka yang memuat bahan peledak ke gerbang utama sebuah kamp militer, demikian disampaikan oleh sejumlah sumber kepolisian kepada Xinhua.
Delapan anggota keluarga tentara yang tinggal di dalam kamp juga tewas ketika dua pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di dekat kamp tersebut.
Dalam insiden lainnya, 10 orang, termasuk lima personel keamanan, tewas ketika para teroris menyerbu sebuah plaza tol, sebuah rumah sakit, dan rumah seorang tetua suku di Distrik Kalat, Provinsi Balochistan, demikian dikonfirmasi oleh sejumlah sumber kepolisian kepada Xinhua.
Seorang pria (kiri) berduka atas kematian kerabatnya di sebuah rumah sakit akibat serangan militan di Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, pada 26 Agustus 2024. (Xinhua/Asad)
Insiden lainnya ditandai dengan kematian sedikitnya enam orang usai para pemberontak meledakkan sebuah jalur kereta di daerah Bolan di provinsi itu, papar Dost Muhammad Bugti, seorang pejabat senior kepolisian di daerah tersebut.
Ketegangan juga sangat terasa di Distrik Mastung, di mana para teroris sempat menguasai sebuah pos pemeriksaan paramiliter. Para tentara berhasil merebut kembali kendali, tetapi seorang warga sipil tewas dalam baku tembak tersebut, kata sumber resmi kepada Xinhua.
Dalam pernyataannya, Hubungan Masyarakat Antarlayanan, sayap militer angkatan darat negara itu, mengatakan bahwa pihaknya menewaskan 21 teroris dengan mengambil tindakan cepat untuk menggagalkan serangan tersebut.
Angkatan Darat Pakistan mengeklaim bahwa 14 personel keamanan, termasuk 10 anggota pasukan keamanan dan empat personel lembaga penegak hukum, tewas dalam operasi antiterorisme tersebut.
Jalur kereta hancur akibat ledakan itu, yang mengakibatkan penangguhan layanan kereta antara Balochistan dan Provinsi Punjab, Pakistan timur.
Distrik Gwadar juga diserang oleh para teroris yang membakar kantor polisi.
“Sejumlah besar orang bersenjata terlihat menggeledah kendaraan di sepanjang jalan raya pesisir dan menembaki truk-truk yang mengangkut mineral,” kata sumber tersebut.
Setelah militansi sepanjang malam, situasi di sebagian besar daerah sudah berhasil dikendalikan, sementara beberapa daerah masih diselimuti ketegangan, imbuh sumber tersebut.
Menanggapi rentetan aksi teror tersebut, Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk keras serangan-serangan itu dan memerintahkan agar penyelidikan segera dilakukan guna menyeret para pelaku ke pengadilan.
“Bangsa ini mendukung pasukan keamanan dalam perang melawan terorisme … Rencana jahat para teroris untuk merusak perdamaian negara tidak akan pernah berhasil,” ujar sang PM. [Xinhua]