NANNING – Kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), akan semakin memperkuat kerja sama China-ASEAN dan memfasilitasi pemulihan ekonomi kawasan tersebut dari pandemi COVID-19, sebut para pejabat dan pemimpin bisnis dalam forum tingkat tinggi ajang China-ASEAN Expo ke-18 yang tengah berlangsung.
RCEP, yang ditandatangani 15 negara Asia-Pasifik termasuk China dan 10 negara anggota ASEAN pada November tahun lalu, akan “membuka babak baru bagi hubungan perdagangan dan ekonomi China-ASEAN,” kata Wakil Menteri Perdagangan China Ren Hongbin. Forum tersebut digelar pada Jumat (10/9) di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Mencakup sekitar 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), perdagangan, dan populasi dunia, RCEP memiliki potensi pembangunan yang besar dan akan menyuntikkan dorongan kuat ke dalam perjuangan antipandemi dan kebangkitan ekonomi di Asia Timur dan seluruh dunia, ujar Ren.
Seraya menyebutkan bahwa China memperkirakan RCEP akan menambahkan vitalitas baru ke dalam integrasi ekonomi Asia Timur, dia mengatakan kesepakatan itu “mengintegrasikan serta mengoptimalkan aturan ekonomi dan perdagangan kawasan tersebut di berbagai bidang, termasuk barang, jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, perdagangan elektronik (e-commerce), dan kebijakan persaingan, yang akan semakin mendorong pembangunan terintegrasi dari rantai industri, rantai pasokan, dan rantai nilai di kawasan tersebut.”
Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi mengatakan melalui video bahwa RCEP dapat memainkan peran yang signifikan dalam pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan tersebut dengan menghubungkan rantai nilai regional dengan lebih erat. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan transparansi regulasi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerja sama di seluruh negara partisipan RCEP.
RCEP memiliki potensi untuk mendorong kepercayaan bisnis, menguntungkan pelanggan, serta mempromosikan integrasi ekonomi regional dan pembangunan ekonomi yang adil bagi seluruh negara partisipan, kata Thanongsinh Kanlagna, Wakil Presiden Eksekutif Kamar Dagang dan Industri Nasional Laos, melalui pesan video.
Dalam forum tersebut, para pejabat, pemimpin bisnis, akademisi, dan pengusaha dari China dan ASEAN juga menyerukan kepada negara-negara partisipan RCEP untuk bekerja sama agar kesepakatan itu dapat segera diberlakukan dan diimplementasikan.
“Agar memperoleh keuntungan dari RCEP, kita perlu memastikan pemberlakuan kesepakatan RCEP yang tepat waktu,” tutur Dato Lim, seraya menyebutkan bahwa implementasi RCEP secara penuh, efektif, dan efisien sangat penting untuk mencapai manfaatnya.
Dia juga memuji China yang telah memberikan contoh sebagai salah satu pihak pertama yang menandatangani dan mengesahkan kesepakatan tersebut.
Pengesahan dari enam negara anggota ASEAN dan tiga negara nonanggota ASEAN diperlukan untuk memenuhi syarat pemberlakuan RCEP. Negara-negara yang sudah merampungkan proses ratifikasi meliputi China, Singapura, Jepang, dan Kamboja.
“Karena sangat mengutamakan RCEP, pemerintah China telah meratifikasi kesepakatan itu dan melakukan persiapan penuh untuk memenuhi kewajibannya di bawah kesepakatan itu,” ujar Ren.
Dia menambahkan bahwa China akan bekerja bersama negara-negara partisipan RCEP guna mempercepat proses ratifikasi agar kesepakatan itu dapat segera diberlakukan dan diimplementasikan. [Xinhua]