Pasukan keamanan berpatroli di luar gedung yang diserang oleh kelompok yang diduga merupakan militan al-Shabab di Mogadishu, ibu kota Somalia, pada 21 Februari 2023. (Xinhua/Hassan Bashi)
Kebijakan AS saat ini memperburuk masalah keamanan Somalia alih-alih meredakannya, kata Quincy Institute.
NEW YORK CITY, 7 Mei (Xinhua) — Amerika Serikat (AS) tetap bertahan di Somalia dalam konflik yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat meskipun pemerintahan Biden berbicara tentang mengakhiri perang Amerika yang tak berujung, demikian disampaikan oleh Quincy Institute for Responsible Statecraft dalam sebuah artikel pada Jumat (5/5).
Keterlibatan, bantuan, dan pelatihan militer AS seluruhnya berkontribusi dalam memperpanjang perang dengan kelompok militan al-Shabab, menurut artikel tersebut mengutip laporan baru mengenai Biaya Proyek Perang.
“Alih-alih mendekatkan negara itu kepada perdamaian dan stabilitas, kebijakan AS justru menjadi salah satu pemicu konflik,” demikian tertulis dalam laporan itu.
“AS tidak hanya berkontribusi dalam konflik di Somalia, tetapi juga menjadi bagian integral dari kelanjutan konflik yang tak terelakkan di Somalia,” yang di dalamnya AS sama sekali tidak memiliki kepentingan keamanan vital yang dipertaruhkan, papar laporan itu.
Kebijakan AS saat ini memperburuk masalah keamanan Somalia alih-alih meredakannya, kata Quincy Institute.
“Pemerintahan Biden setidaknya harus mengakhiri keterlibatan langsung AS dalam perang di Somalia,” tambahnya. [Xinhua]