Rombongan yang terdiri dari sekitar 4.000 migran tersebut sebagian besar berasal dari Amerika Tengah serta Haiti. Mereka memulai perjalanannya pada 23 Oktober dari Kota Tapachula yang berbatasan dengan Guatemala, dengan tujuan mencapai Mexico City untuk mengurus status imigrasi migran sebelum melanjutkan perjalanan ke perbatasan AS.
MEXICO CITY, Karavan migran yang melakukan perjalanan melalui Meksiko selatan selama 17 hari terakhir melanjutkan perjalanannya pada Selasa (9/11) di Negara Bagian Oaxaca dan memutuskan untuk tidak melewati Mexico City, melainkan langsung menuju perbatasan Amerika Serikat (AS).
Irineo Mujica, direktur kelompok pembela hak imigran Pueblo Sin Fronteras (People Without Borders) dan seorang pemimpin karavan migran tersebut, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah di media sosial dan dikutip oleh media setempat bahwa rombongan tersebut tidak lagi menuju ke ibu kota Meksiko terlebih dahulu, seperti rencana semula.
Sebagai gantinya, para migran akan menuju ke Negara Bagian Sonora di utara, yang berbatasan dengan Negara Bagian Arizona, AS, sebuah langkah yang bertepatan dengan keputusan bilateral untuk membuka kembali perjalanan nonesensial antara kedua negara pada pekan ini, meskipun keputusan itu berlaku untuk para pelancong yang memiliki dokumen.
Mujica mengatakan dia memperkirakan karavan migran lainnya akan bergabung dalam 10 hari, dan mendesak para migran di bagian lain Meksiko selatan untuk bergabung dalam perjalanan menuju perbatasan AS.
Rombongan yang terdiri dari sekitar 4.000 migran tersebut sebagian besar berasal dari Amerika Tengah serta Haiti. Mereka memulai perjalanannya pada 23 Oktober dari Kota Tapachula yang berbatasan dengan Guatemala, dengan tujuan mencapai Mexico City untuk mengurus status imigrasi migran sebelum melanjutkan perjalanan ke perbatasan AS.
Kawasan Amerika Tengah mengalami eksodus yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Dari Januari hingga Agustus, Meksiko melaporkan lebih dari 147.000 migran tanpa dokumen masuk ke wilayahnya. Angka ini tiga kali lipat dari jumlah yang tercatat pada 2020, menurut data dari pemerintah Meksiko. [Xinhua]