Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik China untuk Era Baru memberikan cetak biru dan jalur operasional tingkat tinggi yang sistematis bagi seluruh aspek modernisasi. Pemikiran tersebut menjadi pedoman yang tak terbantahkan bagi aksi-aksi untuk mewujudkan peremajaan nasional.
Xi menyerukan upaya untuk memajukan tata kelola berbasis hukum secara menyeluruh, seraya menekankan bahwa dalam seluruh proses reformasi, pemikiran dan tindakan yang dituntun oleh prinsip supremasi hukum harus diutamakan, dan reformasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip supremasi hukum.
Lebih lanjut, Xi menetapkan sebuah orientasi nilai untuk memperdalam reformasi secara komprehensif, yang bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dapat memperoleh manfaat yang lebih menyeluruh dan adil dari hasil reformasi dan pembangunan.
Setelah 10 tahun melakukan pendalaman reformasi di semua bidang, China menghapus kemiskinan absolut dan membentuk kelompok berpendapatan menengah terbesar di dunia yang mencakup lebih dari 400 juta orang. China membangun sistem jaminan sosial terbesar di dunia, dan rata-rata angka harapan hidup masyarakatnya meningkat dari 74,8 tahun menjadi 78,2 tahun dalam satu dekade.
Di bawah kepemimpinan Xi, China mencapai tujuannya untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera di seluruh aspek, sebuah langkah penting menuju peremajaan nasional.
Berdasarkan keputusan Xi, yang juga merupakan Ketua Komisi Militer Sentral China, Tentara Pembebasan Rakyat China menyelesaikan reformasi pertahanan dan militer nasional paling ekstensif dan mendalam sejak berdirinya Republik Rakyat China.
Xi juga mempelajari berbagai tantangan unik yang dihadapi partai sebesar CPC dan mendapati revolusi mandiri Partai sebagai solusi yang tepat. Mulai dari memperkenalkan delapan poin keputusan jajaran pemimpin Partai pusat tentang peningkatan perilaku kerja hingga mengatasi formalitas, birokratisme, hedonisme dan pemborosan yang tidak berfaedah, dan dari melakukan inspeksi dan pengawasan kedisiplinan hingga pembentukan Komisi Audit Komite Sentral CPC (Audit Commission of the CPC Central Committee), serangkaian pengaturan sistemis telah diberlakukan guna memastikan bahwa “kekuasaan digunakan secara terbuka.”
Selama satu dekade, China dua kali melakukan reformasi skala besar terhadap institusi-institusi Partai dan negara, dengan berpedoman pada sebuah pendekatan yang berorientasi pada masalah dan tidak segan-segan melakukan penyesuaian terhadap kekuasaan dan kepentingan. Pembentukan Komisi Pengawasan Nasional menandai kali pertama dilakukannya pengawasan komprehensif terhadap seluruh pemegang jabatan publik yang menggunakan kekuasaan publik.
“Tidak ada negara atau partai politik di seluruh dunia yang memiliki keberanian politik dan tanggung jawab historis untuk melakukan reformasi mandiri yang begitu tegas dan bersifat inward-looking. Tidak ada negara atau partai politik yang dapat mendorong reformasi di berbagai bidang yang begitu luas, dalam skala yang begitu besar, dengan kekuatan yang begitu dahsyat, dan dalam jangka waktu yang begitu singkat. Inilah ciri khas dan keunggulan signifikan dari sistem sosialis dengan karakteristik China,” kata Xi.
Foto dari udara yang diabadikan pada 25 Agustus 2023 ini menunjukkan pemandangan Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan. Peringatan 43 tahun berdirinya Zona Ekonomi Khusus Shenzhen jatuh pada 26 Agustus. (Xinhua/Mao Siqian)
METODOLOGI REFORMASI XI
Dalam menangani area-area yang memerlukan reformasi dan serangkaian metode untuk diterapkan, Xi dengan mahir menggunakan metafora seperti “berlayar di perairan berbahaya” (navigating treacherous waters) dan “menggerogoti tulang” (gnawing the bones) guna mendorong masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan berat.
Selama beberapa dekade terakhir, jajaran pemimpin China mengumpulkan sejumlah pengalaman sukses termasuk “membebaskan pikiran dan mencari kebenaran dari fakta”, “menganut pendekatan yang berorientasi pada masalah”, dan “menangani hubungan antara reformasi, pembangunan, dan stabilitas dengan tepat”.
Sembari tetap berpegang teguh pada norma-norma ini, Xi juga menerapkan kebijaksanaannya dan mengeksplorasi cara-cara baru. Dia menekankan upaya untuk mewujudkan reformasi dengan cara yang lebih sistemis, holistis, dan terkoordinasi.
“Menggerogoti tulang” merupakan sebuah metode reformasi utama. Metode ini mencakup penanganan isu-isu berat seperti perampingan pemerintahan, delegasi kekuasaan, dan peningkatan transparansi dalam urusan pemerintahan.