Pada Februari, China mengeluarkan sebuah rencana perdamaian terkait krisis Ukraina yang terdiri dari 12 poin, yang menyatakan bahwa kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial semua negara harus ditegakkan secara efektif, dan hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, harus dipatuhi dengan ketat. “Senjata nuklir tidak boleh digunakan, dan perang nuklir tidak boleh terjadi,” urai dokumen kebijakan itu.
Xi adalah pemimpin yang memberikan visi dan rencana untuk mendorong solusi masalah-masalah besar yang dihadapi umat manusia, kata Keith Bennett, seorang spesialis berpengalaman tentang China sekaligus wakil ketua 48 Group Club Inggris.
Presiden China Xi Jinping mengunjungi Museum Yinxu di Anyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 28 Oktober 2022. (Xinhua/Ju Peng)
MEMELOPORI KEMAJUAN MANUSIA
Ketika Xi menyampaikan Pidato Tahun Baru 2023 dari kantornya, orang-orang memperhatikan deretan buku-buku besar di rak buku di belakangnya. Di antara buku-buku tersebut terdapat Sejarah Umum China (A General History of China), Puisi Lengkap Dinasti Tang (Complete Poems of the Tang Dynasty), Sejarah Global (Global History), dan Kumpulan Lengkap Karya Shakespeare (The Complete Works of William Shakespeare). Mengatakan bahwa membaca merupakan hobi favoritnya, Xi dikabarkan memetik kearifan dari kata-kata tertulis untuk memerintah negara.
Setelah kongres Partai, Xi bertolak menuju Provinsi Henan di China tengah dan mengunjungi Reruntuhan Yinxu. Situs berusia 3.300 tahun itu pernah menjadi ibu kota pada masa Dinasti Shang (Yin), reruntuhan pertama yang dikonfirmasi berasal dari periode ini. Berjalan perlahan ke Museum Yinxu, Xi dengan cermat mengamati sejumlah benda pameran, yang mencakup perkakas perunggu, perkakas giok, inskripsi tulang ramalan (oracle bone), dan berbagai peninggalan lainnya.
“Saya sudah lama ingin berkunjung ke sini,” kata Xi. “Saya datang ke sini haus akan pemahaman yang lebih mendalam tentang peradaban China sehingga kita dapat mempelajari masa lalu dan memanfaatkannya untuk masa kini serta menarik inspirasi untuk membangun peradaban China modern dengan lebih baik.”
Dengan sejarah yang panjang dan berkelanjutan, peradaban China membentuk bangsa kita yang besar, dan bangsa ini akan terus menjadi besar, imbuh Xi, seraya mendesak upaya untuk mempromosikan budaya tradisional yang, menurut sang pemimpin, merupakan “akar” dari teori-teori baru Partai.
Xi mengusulkan untuk menggabungkan prinsip-prinsip dasar Marxisme dengan budaya tradisional, memercayai bahwa modernisasi suatu negara dapat berkembang dan bertahan hanya jika modernisasi itu berakar di tanah subur tempat sejarah dan budaya negara tersebut berasal.
Pada 2014, Xi mengatakan dirinya keberatan melihat puisi dan esai klasik China dihapus dari buku teks ketika mengunjungi Beijing Normal University. Pada November 2013, dia mengunjungi Qufu, tempat kelahiran Konfusius, dan pada tahun berikutnya, dia berpidato di acara peringatan internasional yang diadakan untuk filsuf China kuno tersebut. Pada 2021, ketika mengunjungi sebuah taman yang didedikasikan untuk Zhu Xi di Provinsi Fujian, China timur, Xi berhenti lama di depan ukiran kata-kata dari filsuf Konfusianisme China yang terkenal di abad ke-12 itu. Zhu secara termasyhur mengatakan bahwa suatu bangsa didasarkan pada rakyatnya, dan masyarakat juga didirikan untuk kepentingan rakyatnya. Dalam sebuah sesi studi kelompok sebelumnya di Biro Politik Komite Sentral CPC, Xi mengutip kata-kata Zhu, dengan menekankan bahwa tidak ada pertimbangan politik yang lebih penting daripada rakyat.
Xi berulang kali menyesali penghinaan dan kekalahan yang dulu diderita oleh bangsa China, meskipun posisi negara tersebut berada di garis depan dunia selama 5.000 tahun terakhir.
Secara khusus, Xi merasa bahwa modernisasi China telah mencapai hasil yang signifikan “dengan biaya yang besar dan banyak kesulitan.” Oleh karena itu, dia menekankan China harus merintis jalannya sendiri menuju modernisasi. Para pakar percaya bahwa modernisasi China, yang menawarkan bentuk baru kemajuan manusia, menepis mitos bahwa “modernisasi sama dengan Westernisasi.” Xi mengatakan berbagai upaya harus dilakukan untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapitalisme seraya mempertahankan keadilan di dalam masyarakat secara lebih efektif.
Menurut Zheng Yongnian, seorang profesor di Chinese University of Hong Kong (Shenzhen), modernisasi China menjadi cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi semua negara. Yang terpenting, sumber vitalitas utamanya adalah pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, tutur Zheng.
Akademisi Inggris Martin Jacques percaya bahwa jika China berhasil mengatasi ketidaksetaraan dengan cara membasmi kemiskinan absolut, modernitas yang lebih adil dan inklusif seperti itu akan memiliki dampak global yang sangat besar.
Xi bangga dan yakin dengan pencapaian dan prospek dorongan modernisasi. Xi pernah berkata, “China percaya diri menatap dunia,” mengacu pada peningkatan kekuatan negara itu. Namun, ini tidak berarti mengejar dominasi sepihak, apalagi benturan peradaban. Xi mengutip metafora terkenal “singa tidur” untuk China dan mengatakan, “Hari ini, singa itu telah bangun. Namun, singa itu damai, bersahabat, dan beradab.”
Xi menekankan bahwa China tidak akan mengikuti jejak negara-negara tertentu yang mencapai modernisasi melalui perang, penjajahan, dan penjarahan, serta bahwa China menjunjung tinggi perdamaian, pembangunan, kerja sama, dan hubungan yang saling menguntungkan, yang ditentukan oleh sistem dan budaya China.
Sebuah frasa yang berisi “mempromosikan nilai-nilai bersama umat manusia tentang perdamaian, pembangunan, kejujuran, keadilan, demokrasi, dan kebebasan” dimasukkan ke dalam Konstitusi Partai pada tahun lalu.
Xi juga dengan rendah hati mengusulkan bahwa sosialisme pada tahap awal harus dengan hati-hati mempelajari dan memanfaatkan pencapaian bermanfaat dari peradaban yang diciptakan oleh kapitalisme. “Tujuan dari mempromosikan modernisasi China, yang merupakan usaha rintisan dan belum pernah dilakukan sebelumnya, pasti akan menghadapi semua jenis risiko, tantangan, kesulitan, dan bahkan badai berbahaya, beberapa di antaranya dapat kita perkirakan, sedangkan yang lainnya tidak dapat,” ungkap Xi. “Mari kita manfaatkan semangat juang kita yang gigih untuk membuka cakrawala baru bagi tujuan kita.”
“Mereka yang bekerja akan berhasil, dan mereka yang berjalan akan tiba di tempat tujuan. Seseorang yang bertindak akan meninggalkan nama yang baik dalam sejarah,” katanya. [Xinhua]
(oleh penulis Xinhua Wang Jinye, Meng Na, Li Zhihui, Xu Lingui, Gui Tao, Zhang Bowen, Yao Yulin)