TEHERAN – Presiden Iran Hassan Rouhani pada Rabu (19/5) mengatakan bahwa perundingan perihal kesepakatan nuklir 2015 yang sedang berlangsung saat ini di Wina bakal berakhir dengan kemenangan Iran, menurut kantor berita resmi IRNA.
“Saya berjanji kepada bangsa Iran bahwa akhir dari perundingan Wina ini adalah kemenangan bagi kita,” kata Rouhani, seraya menambahkan bahwa negaranya “mengambil langkah-langkah besar” dalam perundingan itu dalam beberapa hari terakhir.
Pembicaraan di ibu kota Austria antara Iran dan P4+1 (Inggris, Prancis, Rusia, dan China plus Jerman) tersebut bertujuan untuk memulihkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Target pemerintah Iran dalam negosiasi itu adalah membuat “musuh” menerima kesalahannya, kata Rouhani dalam pertemuan kabinet.
Sebelumnya pada hari yang sama, negosiator nuklir senior Iran Abbas Araqchi menyebut tercapainya “kemajuan yang baik” dalam perundingan Wina selama dua pekan terakhir.
Pemerintah AS di bawah mantan presiden Donald Trump menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 dan secara sepihak memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Menanggapi langkah AS tersebut, Iran secara bertahap menghentikan penerapan sebagian dari komitmennya dalam JCPOA sejak Mei 2019. Sementara presiden AS yang kini menjabat, Joe Biden, berjanji membawa negaranya kembali ke kesepakatan tersebut dan mengurangi sanksi terhadap Iran.
Komisi Gabungan JCPOA mulai mengadakan pertemuan luring pada 6 April di Wina untuk melanjutkan pembicaraan sebelumnya tentang kemungkinan kembalinya AS ke JCPOA dan bagaimana memastikan kesepakatan tersebut diterapkan secara penuh dan efektif.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Teheran. (XHTV)