Foto tak bertanggal ini menunjukkan pemandangan di dekat Danau Yanqi, yang merupakan salah satu dari dua venue pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) 2014 di Beijing, China. (Xinhua/Li Wanli)
BEIJING, 15 November (Xinhua) — Saat menjadi tuan rumah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) 2014 di Danau Yanqi yang terletak di pinggiran utara Beijing, Presiden China Xi Jinping mengibaratkan 21 perekonomian anggota APEC bak 21 ekor angsa.
Danau Yanqi mendapatkan nama Mandarin-nya yang indah karena kawanan angsa yang bermigrasi akan berkumpul di sana untuk beristirahat setiap musim semi dan musim gugur. Dalam budaya China, angsa melambangkan kesetiaan, ketangguhan, dan keteguhan hati. Kawanan angsa akan terbang secara serempak menuju tujuan yang sama meski tujuan tersebut berjarak sangat jauh.
“Kita bertemu di sini, di Danau Yanqi, guna meningkatkan kerja sama dan memulai perjalanan baru untuk membentuk visi baru bagi pembangunan kawasan Asia-Pasifik,” ungkap Xi. “Seekor angsa yang terbang sendirian tidak dapat membuat formasi.”
Sebagai pejuang persatuan yang teguh, Xi menyerukan kepada perekonomian-perekonomian APEC agar tetap berkomitmen terhadap kerja sama yang saling menguntungkan dan memanfaatkan kekuatan masing-masing secara sepenuhnya guna mendorong pembangunan bagi semua. “Kita harus menggantikan mentalitas ‘pemenang mengambil semuanya’ dengan pendekatan semua menang (all-win) dan bekerja sama demi pembangunan juga kemakmuran kawasan kita,” urai Xi.
Didirikan pada 1989, APEC dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Selama bertahun-tahun, berkat upaya bersama dari para anggotanya, kawasan Asia-Pasifik menjadi mesin vital bagi ekonomi dunia, sehingga Presiden Xi menyebutnya sebagai “keajaiban Asia-Pasifik” (Asia-Pacific miracle). Data IMF terbaru menunjukkan bahwa kontribusi kawasan tersebut mencapai sekitar 60 persen bagi pertumbuhan ekonomi global.
Perekonomian-perekonomian APEC, yang meliputi beberapa benua serta sepertiga populasi dunia, memiliki jalur pembangunan dan kondisi ekonomi yang sangat bervariasi. Memahami perbedaan dan divergensi di antara perekonomian-perekonomian di kawasan tersebut, Xi menekankan, “Mereka yang memiliki cita-cita yang sama dan mengikuti jalan yang sama dapat menjadi mitra, dan begitu pula mereka yang berusaha mencari kesamaan sambil mempertahankan perbedaan.”
Pada 2014, di bawah kepemimpinan Xi, perekonomian-perekonomian APEC mengesahkan sebuah peta jalan untuk memajukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia dan Pasifik (Free Trade Area of Asia and the Pacific/FTAAP), yang pertama kali diusulkan pada 2006 di Hanoi, Vietnam. Pengesahan ini secara luas dipandang sebagai tonggak bersejarah, yang menandai permulaan resmi bagi upaya-upaya pengubahan visi yang luas menjadi tindakan konkret yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi regional Asia-Pasifik ke level baru.
Memiliki visi yang sama dengan Xi Jinping, Montri Mahaplerkpong, selaku anggota dewan eksekutif Federasi Industri Thailand (Federation of Thai Industries), mengatakan bahwa, “Dengan berpegang teguh pada tujuan untuk bersama-sama mendorong APEC, baik di perekonomian besar, kecil, atau menengah, kita memiliki banyak ruang di dunia ini guna memajukan ekonomi bersama-sama, asalkan kita memiliki kemauan untuk membuatnya menjadi lebih baik.”
“Saya yakin bahwa ke-21 perekonomian anggota APEC dapat berkolaborasi dengan mencari titik temu dan mengesampingkan perbedaan,” ujar Montri. [Xinhua]