A woman touches a portrait of a Halloween crowd crush victim at a mourning altar set up at Seoul Plaza in Seoul, South Korea, Nov. 1, 2022. (Xinhua/Wang Yiliang)Seorang wanita menyentuh foto korban insiden desak-desakan Halloween di sebuah altar berkabung yang didirikan di Seoul Plaza di Seoul, Korea Selatan, pada 1 November 2022. (Xinhua/Wang Yiliang)
PM Korsel Han Duck-soo mengatakan bahwa dukungan institusional dan manajemen kerumunan yang tidak memadai merupakan salah satu penyebab insiden desak-desakan maut skala besar saat perayaan Halloween di Distrik Itaewon, Seoul, yang merupakan destinasi wisata populer di Korsel.
SEOUL, 2 November (Xinhua) — Insiden desak-desakan yang terjadi pada Sabtu (29/10) malam waktu setempat di Distrik Itaewon di Seoul, ibu kota Korea Selatan (Korsel), pada perayaan Halloween sebagian disebabkan oleh manajemen kerumunan yang tidak memadai, demikian disampaikan Perdana Menteri (PM) Korsel Han Duck-soo pada Selasa (1/11).
“Tampaknya salah satu penyebab utama (dari insiden itu) pada akhirnya adalah manajemen kerumunan, yang tidak memiliki dukungan institusional dan upaya sistematis yang memadai di Korsel,” kata Han dalam konferensi pers dengan para koresponden asing di Seoul.
Han menuturkan bahwa bahkan jika lebih banyak petugas polisi dikerahkan ke Itaewon, akan ada keterbatasan dalam pengendalian kerumunan besar itu mengingat negara tersebut tidak memiliki regulasi yang memadai soal manajemen kerumunan.
Orang-orang meletakkan bunga di sebuah altar berkabung untuk para korban insiden desak-desakan Halloween yang didirikan di Seoul Plaza di Seoul, Korea Selatan, pada 1 November 2022. (Xinhua/Wang Yiliang)
Sedikitnya 156 orang tewas dan 151 lainnya luka-luka dalam insiden paling mematikan di negara tersebut sejak insiden tenggelamnya kapal feri yang menewaskan 304 orang, yang sebagian besar merupakan siswa sekolah menengah atas (SMA), pada April 2014 lalu.
Insiden itu diyakini disebabkan oleh kerumunan besar yang bergerak ke sebuah gang sempit menanjak dan kemudian saling tindih di distrik kehidupan malam yang populer di Seoul tersebut.
Orang-orang yang membawa bunga berjalan ke sebuah altar berkabung untuk para korban insiden desak-desakan Halloween yang didirikan di Seoul Plaza di Seoul, Korea Selatan, pada 1 November 2022. (Xinhua/Wang Yiliang)
Sebagian besar korban baru menginjak akhir usia belasan, 20-an, dan 30-an tahun saat lebih dari 100.000 orang berkumpul di Itaewon untuk mengikuti perayaan Halloween luar ruangan tanpa masker terbesar di Korsel sejak merebaknya pandemi COVID-19 pada 2020.
Kurangnya jumlah petugas polisi yang mengendalikan kerumunan, yang terjebak dan terinjak-injak di jalanan penuh sesak itu, diyakini memicu insidenmaut tersebut.
Menurut pihak kepolisian, sebanyak 137 petugas polisi telah dikerahkan untuk acara Halloween pada Sabtu itu. [Xinhua]