LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Jumat (20/8) mengatakan bahwa Inggris akan bekerja sama dengan Taliban “jika perlu,” setelah kelompok itu mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan.
“Yang ingin saya yakinkan kepada orang-orang adalah bahwa upaya politik dan diplomatik kami untuk menemukan solusi bagi Afghanistan, bekerja sama dengan Taliban, tentu saja, jika perlu, akan terus berlanjut,” kata Johnson kepada wartawan.
Dia mengatakan situasi di bandara Kabul, di mana ribuan warga Afghanistan berkumpul dengan harapan mendapat penerbangan evakuasi, menjadi “sedikit lebih baik” dan dia melihat adanya “stabilisasi.”
Inggris berhasil mengevakuasi sekitar 2.000 orang, termasuk warga negara Inggris dan warga Afghanistan yang bekerja dengan Inggris, sejak Kamis (19/8), kata sang perdana menteri.

Sebelumnya pada pekan ini, Kementerian Dalam Negeri Inggris memperkenalkan rencana pemukiman kembali “awal”, menjanjikan akan menerima hingga 20.000 warga Afghanistan “dalam jangka panjang,” dengan sekitar 5.000 orang diterima pada tahun pertama.
Rencana itu dianggap sangat kurang memadai untuk menangani krisis Afghanistan oleh anggota parlemen Inggris yang bertemu untuk sesi parlemen darurat pada Rabu (18/8).
Para pemimpin Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) akan bertemu secara daring pada awal pekan depan untuk membahas situasi di Afghanistan, setelah keretakan antara Washington dan sekutu-sekutu Eropa-nya tampaknya telah melebar karena penarikan pasukan Amerika Serikat yang tergesa-gesa dari Afghanistan.
Pada Selasa (17/8), harian Prancis Le Monde mengatakan “Eropa terjebak dalam penarikan (pasukan) Amerika yang tergesa-gesa.” Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada Jumat (13/8) lalu mengatakan bahwa keputusan AS menarik kekuatan militernya keluar dari Afghanistan adalah sebuah “kesalahan.” [Xinhua]