LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Minggu (15/8) mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari Afghanistan telah “mempercepat perubahan situasi,” seraya menyebutkan bahwa “tidak ada yang ingin Afghanistan menjadi tempat perkembangbiakan teror” setelah Taliban memasuki ibu kota Afghanistan.
Johnson menyampaikan pernyataan tersebut setelah memimpin sebuah rapat darurat pada Minggu sore guna membahas situasi di Afghanistan. Taliban memerintahkan anggotanya untuk memasuki Kabul pada Minggu. Langkah ini bertujuan untuk mempertahankan tatanan di ibu kota Afghanistan tersebut, tutur juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam pernyataannya.
Setelah reses musim panasnya, parlemen Inggris akan kembali bersidang pada Rabu (18/8) untuk membahas respons pemerintah terhadap situasi yang berubah dengan cepat di Afghanistan.
Inggris telah mengerahkan 600 personel pasukannya ke Afghanistan untuk membantu mengevakuasi warga negara Inggris dan penerjemah lokal. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada Jumat (13/8) mengatakan keputusan AS untuk menarik pasukan militernya dari Afghanistan adalah suatu “kesalahan,” yang memberikan “momentum” kepada Taliban di negara tersebut.
Situasi di negara yang hancur akibat perang ini memburuk sejak penarikan cepat pasukan pimpinan AS mulai 1 Mei lalu. Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan militer AS untuk mengakhiri misinya di Afghanistan paling lambat akhir bulan ini. [Xinhua]