NEW DELHI – Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi melakukan perombakan kabinet besar-besaran pada Rabu (7/7), memasukkan sejumlah wajah baru dan mencopot 12 orang dari kursi menteri, menghasilkan wajah pemerintahan yang “sepenuhnya inklusif”.
Para menteri yang dicopot dari jabatannya antara lain Menteri Hukum Ravi Shankar Prasad, Menteri Informasi dan Penyiaran Prakash Javadekar, Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, dan Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank.
Sebanyak 43 menteri dilantik dan diambil sumpah jabatan, sebagian besar wajah baru dan beberapa lainnya berganti jabatan atau dipromosikan. Dari jajaran menteri yang dilantik tersebut, 15 adalah menteri kabinet dan sisanya adalah menteri junior.
Di antara wajah-wajah baru dalam kabinet baru Modi ini terdapat Narayan Rane (mantan pimpinan partai Kongres), Jyotiraditya Scindia (mantan anggota parlemen oposisi yang tahun lalu pindah ke Partai Bharatiya Janata pimpinan Modi), dan Sarbananda Sonowal (mantan kepala pemerintahan Negara Bagian Assam).
Perombakan ini digambarkan sebagai perombakan terbesar dalam kabinet Modi sejak dia menjabat sebagai PM India pada 2014, serta perombakan pertama dalam masa jabatan keduanya yang dimulai pada 2019.
Ketika memutuskan kabinet barunya, Modi coba memasukkan menteri-menteri yang mewakili hampir semua mitra sekutu, negara bagian, kelas, serta bagian dalam masyarakat India.
Modi juga berupaya memasukkan lebih banyak mantan teknokrat dan profesional dari berbagai latar belakang, termasuk kesehatan, teknik, dan hukum.
Jumlah menteri (termasuk menteri junior) di dalam kabinet persatuan India dibatasi maksimum 81 orang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. (XHTV)