Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban memberikan pidato kenegaraan tahunannya di Budapest, Hongaria, pada 18 Februari 2023. (Xinhua/Attila Volgyi)
Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban berargumen bahwa opini publik internasional terbagi secara tajam, yakni Barat di satu pihak, sementara Arab, China, negara-negara Afrika, dan negara-negara Turkik di pihak lain. Pihak selain Barat, katanya, menginginkan perdamaian: “Mereka mengusulkan gencatan senjata dan negosiasi.”
BUDAPEST, 10 Maret (Xinhua) — Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban pada Jumat (10/3) mengatakan bahwa dunia semakin dekat dengan perang dunia karena para pemimpin Barat “dicengkeram oleh demam perang”.
“Mereka berpidato menyerukan untuk memenangkan perang, yang menuntut lebih banyak pengorbanan, dan mengirimkan senjata yang lebih kuat ke Ukraina,” ujar Orban pada lembaga penyiaran publik Radio Kossuth.
Dia berargumen bahwa opini publik internasional terbagi secara tajam, yakni Barat di satu pihak, sementara Arab, China, negara-negara Afrika, dan negara-negara Turkik di pihak lain. Pihak selain Barat, katanya menginginkan perdamaian: “Mereka mengusulkan gencatan senjata dan negosiasi.”
Orang-orang menginspeksi dampak penembakan di pasar kota di Donetsk pada 12 Desember 2022. (Xinhua/Victor)
Orban mengingatkan kembali bahwa konflik bersenjata Rusia-Ukraina mengakibatkan tewasnya ribuan orang di kedua belah pihak.
Dia mengatakan Jerman “memulainya dengan mengirim helm, lalu mereka mengirim tank, dan topik baru saat ini adalah apakah mereka akan mengirim jet tempur.”
Kemungkinan tentara dari negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina melintasi perbatasan Ukraina juga tidak bisa dikesampingkan, ujarnya.
“Kita belum pernah sedekat ini dengan perang lokal yang meningkat menjadi perang dunia,” ujarnya. Menurutnya, hanya Vatikan dan Hongaria yang menginginkan perdamaian di Eropa, dan hanya Hongaria di Uni Eropa.
Dia menuturkan Hongaria perlu berinvestasi dalam mengembangkan tentara modern, yang merupakan satu-satunya cara untuk menjamin keamanan negara. [Xinhua]
Seorang pria berpidato dalam sebuah aksi unjuk rasa di Times Square di New York, Amerika Serikat, pada 14 Januari 2023. (Xinhua/Liu Yanan)