JAKARTA, Menurut laporan Reference News, media yang bermarkas di Beijing, China, perekonomian digital yang berasal dari China menjadi semakin populer di negara-negara Asia Tenggara dan banyak memberi manfaat bagi perkembangan di kawasan tersebut.
Di kedai kopi, para konsumen bisa memesan minumannya sebelum tiba dan langsung mendapat minuman mereka begitu datang. Di kebun cabai, sensor cerdas secara real-time memantau tingkat pH tanah dan kondisi hama serangga. Sementara itu, di perusahaan logistik, pusat operasi sedang menangani pesanan-pesanan online yang jumlahnya melonjak. Kondisi seperti itu terlihat di banyak tempat di Asia Tenggara saat ini.
Kehidupan digital ini tidak lepas dari keterlibatan teknik dari China. Beberapa tahun belakangan ini, perkembangan digital China yang besar mendatangkan manfaat signifikan bagi negara-negara Asia Tenggara.
Sebagai salah satu perwakilan, perusahaan Alibaba Cloud dari China banyak mengikuti perkembangan perekonomian digital Asia Tenggara, dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan e-commerce, lalu lintas cerdas, kedai kopi, peternakan hingga kebun cabai setempat. Alibaba Cloud pun telah mendirikan pusat data dan cabang-cabang lokal di Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Sejak merebaknya COVID-19, sejumlah besar perusahaan Asia Tenggara memutuskan untuk bekerja sama dengan Alibaba Cloud agar dapat meringankan dampak yang diakibatkan oleh wabah. Menurut media setempat, Kopi Kenangan, merek baru yang berkembang pesat, memindahkan bisnisnya ke Cloud untuk menekan kerugian selama pandemi. Dengan dukungan teknik pemilihan lokasi melalui mahadata dan pemesanan online serta teknik lain, pesanan online melonjak 50 persen dan jumlah cabangnya pun terus bertambah meski ada dampak negatif dari pandemi.
Perekonomian digital semakin menarik perhatian kaum muda Asia Tenggara. Beberapa perusahaan China membuka pendidikan atau kursus dengan lembaga pemerintah dan perguruan tinggi setempat yang menarik lebih banyak pemuda dari perkiraan sebelumnya.
Perekonomian digital di Asia Tenggara sedang mengalami perkembangan pesat, skalanya diperkirakan akan mencapai 363 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.259) pada tahun 2025. [Xinhua]