Foto dari udara yang diabadikan pada 11 Oktober 2020 ini menunjukkan lokasi pembangunan sebuah proyek China Gezhouba Group Corporation (CGGC) di gurun di Kegubernuran Jahra, Kuwait. (Xinhua/Chen Cichao)
Dengan latar belakang pandemi COVID-19 dan ekonomi global yang lesu, China, perekonomian terbesar kedua di dunia dan mata rantai utama dalam rantai pasokan global, selalu memainkan peran yang penting dan sangat diperlukan, seperti disampaikan seorang peneliti kebudayaan China di Kuwait.
KUWAIT CITY, 30 September (Xinhua) — China selalu memainkan peran yang sangat penting dalam membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, yang menunjukkan bahwa China memikul tanggung jawabnya sebagai sebuah negara besar, seperti diungkapkan seorang peneliti kebudayaan China di Kuwait.
Dalam sebuah wawancara via telepon baru-baru ini dengan Xinhua, Al-Anoud Al-Ibrahim Al-Duaij Al-Sabah mengatakan bahwa dengan latar belakang pandemi COVID-19 dan ekonomi global yang lesu, China, perekonomian terbesar kedua di dunia dan mata rantai utama dalam rantai pasokan global, selalu memainkan peran yang penting dan sangat diperlukan.
Anoud telah mencermati visi yang diusulkan China untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Menurut pandangannya, hanya dengan “saling mengandalkan dan bekerja sama”, negara-negara dapat bersama-sama mengatasi dampak besar COVID-19 pada masyarakat dan krisis ekonomi, serta bersama-sama bergerak menuju masa depan yang lebih baik.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2022/09/view-NQeShB-scaled.jpeg)
Sejumlah anggota tim satelit nasional Kuwait terlihat dalam tes akhir KuwaitSAT1 di Kegubernuran Al-Asimah, Kuwait, pada 18 Juli 2022. (Xinhua)
Peneliti itu, yang akrab disapa “Putri Anoud” oleh komunitas China di Kuwait karena merupakan anggota keluarga kerajaan Sabah, terpesona oleh China pada 2012 saat dirinya mengunjungi Beijing dan Shanghai, dan tersentuh oleh perpaduan antara tradisi dan modernitas di kedua kota tersebut.
Setelah kembali ke Kuwait, Anoud mulai mempelajari bahasa Mandarin. Pada 2020, dia tidak hanya mendapatkan Sertifikat Tes Kecakapan Bahasa Mandarin, tetapi juga memperoleh gelar doktor dalam kajian China dari sebuah universitas Spanyol, menjadi seorang peneliti akademis dengan spesialisasi hubungan Kuwait-China.
Peneliti itu juga terpesona dengan kebudayaan China, khususnya kaligrafi dan lukisan kuas tinta (ink wash painting) khas China. “Setiap kali saya menenggelamkan diri dalam kreasi (lukisan kuas tinta), saya dapat merasakan kenyamanan dan relaksasi yang belum pernah dialami sebelumnya, dan merasakan budaya China yang begitu luas dan mendalam.”
Anoud, yang telah berkali-kali berkunjung ke China dalam 10 tahun terakhir, mengaku terkesan dengan perkembangan pesat China setiap kali dia mengunjungi negara tersebut.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2022/09/view-MXVFRQ-scaled.jpeg)
Para pekerja terlihat di lokasi pembangunan Proyek Kilang Baru (New Refinery Project/NRP) Al-Zour di Kegubernuran Ahmadi, Kuwait, pada 12 Desember 2019. (Xinhua/Nie Yunpeng)
“Saya berharap Kuwait juga dapat mengambil manfaat dari Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” ujarnya.
Anoud mengatakan bahwa Kuwait dan China selalu menghargai kerja sama politik dan ekonomi bilateral. Kedua belah pihak tidak hanya bekerja sama dalam isu-isu internasional dan regional, tetapi juga merupakan mitra ekonomi jangka panjang dan stabil.
Selama pandemi COVID-19, China telah mengirim tim ahli medis ke Kuwait, memberikan bantuan penting ke negara itu, imbuhnya.
Anoud, yang telah berkomitmen untuk pertukaran bersahabat Kuwait-China, mengatakan bahwa kerja sama kebudayaan antara kedua negara memiliki prospek yang luas.
“Pusat Kebudayaan China di Kuwait saat ini berjalan secara daring, aktif mempromosikan kebudayaan China, yang disambut baik oleh warga Kuwait. Saya berharap akan semakin banyak lagi pertukaran kebudayaan antara Kuwait dan China yang dapat dilakukan di masa depan,” katanya. [Xinhua]