PBB – Konflik di beberapa wilayah di Afghanistan pekan lalu memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari rumah mereka, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) PBB pada Rabu (11/8).
Kantor itu menyebut bahwa para pengungsi itu menjadi bagian dari hampir 390.000 orang yang mengungsi akibat pertempuran tahun ini, dengan lonjakan besar-besaran terjadi sejak Mei. Banyak pengungsi melarikan diri ke Kabul dan kota-kota besar lainnya.
Sebagian besar pengungsi di ibu kota tinggal bersama keluarga dan teman, dengan semakin banyak pengungsi memilih berkemah di ruang terbuka sehingga menghadapi kerentanan yang meningkat, sebut OCHA. Lebih dari 5.800 pengungsi internal yang tiba di Kabul antara 1 Juli hingga 5 Agustus membutuhkan bantuan makanan, barang-barang rumah tangga, dukungan air bersih dan sanitasi serta bantuan lainnya.
Sepuluh tim kemanusiaan pada Rabu melakukan penilaian terhadap kebutuhan pengungsi yang tinggal di luar ruangan, seperti taman dan ruang terbuka lainnya, dan mengidentifikasi sebanyak 4.522 pengungsi tak memiliki tempat berlindung, makanan, sanitasi dan air minum, kata OCHA. Sementara itu, sebuah klinik kesehatan darurat dan tim kesehatan keliling dikerahkan untuk menyediakan layanan kesehatan bagi pengungsi.
“Terlepas dari situasi keamanan yang memburuk, badan-badan kemanusiaan tetap bertahan dan melayani orang-orang yang membutuhkan, yang jumlahnya mencapai 7,8 juta orang dalam enam bulan pertama tahun ini,” kata OCHA. “Sekitar 156 organisasi nonpemerintah dan badan-badan PBB telah menyalurkan bantuan di seluruh Afghanistan.”
Meski para pekerja kemanusiaan mengatakan mereka berniat untuk tetap bertahan dan memberikan bantuan saat pertempuran semakin intens, hal itu tetap bergantung pada keamanan staf, masalah birokrasi dan penggalangan dana tambahan. Dana Respons Kemanusiaan untuk Afghanistan senilai 1,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.397) sejauh ini baru didanai 38 persen, masih kurang hampir 800 juta dolar. [Xinhua]