HOUSTON – Gedung Putih pada Minggu (9/5) menyatakan keadaan darurat di 17 negara bagian dan District of Columbia sebagai respons terhadap penutupan salah satu jaringan pipa terbesar di Amerika Serikat (AS).
Deklarasi keadaan darurat regional dari Departemen Transportasi AS ini mencabut restriksi untuk perusahaan angkutan bermotor dan pengemudi yang memberikan bantuan ke area-area yang mengalami kekurangan produk minyak sulingan.
Jaringan pipa utama yang menyalurkan bahan bakar bensin dan solar ke AS bagian timur dan tenggara tetap offline dua hari setelah sebuah serangan siber terdeteksi, kata operator jaringan pipa tersebut pada Minggu.
Dalam sebuah rilis pers, Colonial Pipeline Company menyampaikan bahwa pihaknya telah menghentikan seluruh operasional jaringan pipa untuk sementara waktu setelah terdeteksinya serangan siber yang melibatkan ransomware pada Jumat (7/5).
“Tim operasional Colonial Pipeline sedang mengembangkan sebuah rencana restart sistem,” ungkap rilis pers itu. “Meskipun jaringan pipa utama kami masih offline, beberapa saluran lateral yang lebih kecil antarterminal dan titik pengiriman kini sudah beroperasi.”
Colonial Pipeline menyalurkan lebih dari 100 juta galon bahan bakar setiap harinya di wilayah East Coast, memasok sekitar 45 persen bahan bakar yang dikonsumsi di wilayah itu. [Xinhua]