JAKARTA – Para pemimpin negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu (24/4) mencapai lima poin konsensus mengenai situasi di Myanmar, seraya menyerukan “dialog konstruktif” antara semua pihak terkait.
Menurut pernyataan Ketua ASEAN yang dirilis setelah pertemuan langsung para pemimpin yang diadakan di Jakarta, para pemimpin ASEAN berdiskusi secara mendalam tentang perkembangan terkini di Myanmar dan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi di negara tersebut.
Lima poin konsensus yang dilampirkan pada pernyataan itu mengatakan kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
Berdasarkan konsensus tersebut, dialog konstruktif antara semua pihak terkait harus dimulai untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
“Seorang utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN,” kata konsensus itu.
Selain itu, ASEAN juga akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana (ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management/AHA Center).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para pemimpin Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar sekaligus ketua Dewan Administrasi Negara yang baru dibentuk Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Menteri luar negeri Laos, Thailand, dan Filipina menghadiri pertemuan tersebut sebagai perwakilan.
Sekitar 4.400 personel polisi dikerahkan di 51 titik di seluruh Jakarta untuk memastikan keamanan. Sejumlah ruas jalan di sekitar Sekretariat ASEAN, tempat diadakannya pertemuan itu, ditutup sementara.
Dalam pernyataan Ketua ASEAN yang dirilis pada Pertemuan Informal Tingkat Menteri ASEAN pada 2 Maret lalu, ASEAN mengatakan bahwa pihaknya siap membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai, dan konstruktif.
Didirikan pada 1967, ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. [Xinhua]