Foto yang diabadikan pada 19 Maret 2020 ini menunjukkan sejumlah uang kertas dolar AS di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)
The Fed tidak punya pilihan selain bertindak agresif untuk mengendalikan inflasi. “Setiap penundaan dalam tindakan dapat memperburuk keadaan,” kata Eswar Prasad.
NEW YORK CITY, 29 September (Xinhua) — Tekad bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) untuk mengatasi inflasi di dalam negeri dengan menaikkan suku bunga menimbulkan dampak mendalam di negara-negara lain, mendorong kenaikan harga, melambungkan ukuran pembayaran utang, dan meningkatkan risiko resesi yang mendalam, seperti dilansir The New York Times (NYT) pada Senin (26/9).
“Kenaikan suku bunga tersebut memompa nilai dolar, mata uang utama untuk sebagian besar perdagangan dan transaksi dunia, serta menyebabkan gejolak ekonomi di negara kaya dan miskin,” sebut laporan itu.
“Bagi seluruh dunia, ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan,” kata Eswar Prasad, seorang profesor ekonomi di Cornell sekaligus penulis beberapa buku tentang mata uang.
Pada saat yang sama, ujarnya, The Fed tidak punya pilihan selain bertindak agresif untuk mengendalikan inflasi. “Setiap penundaan dalam tindakan dapat memperburuk keadaan,” imbuhnya.
“Keputusan kebijakan yang dibuat di Washington sering bergema secara luas,” kata laporan itu, mencatat bahwa Amerika Serikat merupakan negara adidaya dengan ekonomi terbesar di dunia dan cadangan minyak serta gas alam yang besar, dan “ketika menyangkut keuangan dan perdagangan global, bagaimanapun, pengaruhnya sangat besar.” Selesai