“Masalah ini kembali menarik perhatian dalam dua tahun terakhir setelah muncul pertanyaan tentang apakah anggota parlemen tertentu melakukan tradingsaham berdasarkan privileged knowledgeyang mereka miliki tentang pandemi COVID-19,” tulis Michelle Cottle, seorang anggota dewan redaksi The New York Times.
WASHINGTON, Amerika sedang menghadapi krisis kepercayaan terhadap sistem politik dan para pemimpin terpilihnya, mengingat isu terkait bagaimana mencegah anggota Kongres mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari posisi mereka kembali menjadi topik hangat, demikian menurut sebuah opini yang dipublikasikan oleh The New York Times (NYT) pada Selasa (18/1).
“Masalah ini kembali menarik perhatian dalam dua tahun terakhir setelah muncul pertanyaan tentang apakah anggota parlemen tertentu melakukan tradingsaham berdasarkan privileged knowledgeyang mereka miliki tentang pandemi COVID-19,” tulis Michelle Cottle, seorang anggota dewan redaksi surat kabar tersebut.
Dia menyebutkan bahwa penyelidikan oleh Business Insider bulan lalu mengungkap puluhan anggota Kongres telah melanggar persyaratan pelaporan terkait perdagangan, seraya menambahkan bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) dilaporkan cenderung lemah dalam menghukum pelanggar dan membuat informasi terkait masalah ini menjadi konsumsi publik.
Meski para anggota parlemen dari kedua partai “bergegas menawarkan” solusi untuk masalah tersebut, “sikap partisan akan sepenuhnya berkembang” karena ini adalah “tahun pemilihan”, kata penulis, seraya menekankan bahwa beberapa anggota parlemen menentang reformasi besar dengan mengutip “ekonomi pasar bebas.”
“Para anggota parlemen dapat terobsesi soal menghasilkan uang begitu mereka meninggalkan kantor,” ujar Cottle. “Sampai saat itu tiba, mereka harus tetap fokus pada kepentingan publik, termasuk mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan publik bahwa mereka bukanlah sekelompok penjahat yang korup, mementingkan diri sendiri, mata duitan, dan haus kekuasaan. [Xinhua]