TEHERAN – Negosiator senior nuklir Iran Abbas Araqchi pada Minggu (20/6) mengatakan bahwa dokumen perjanjian untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, yang secara umum dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), hampir siap, lapor kantor berita resmi Iran, IRNA.
“Hari ini adalah hari terakhir dari perundingan putaran keenam (di Wina, ibu kota Austria). Kami telah melewati hari-hari yang sangat sibuk dan kini berada dalam situasi ketika menurut kami semua dokumen untuk kesepakatan hampir siap,” kata Araqchi, yang juga menjabat sebagai wakil menteri luar negeri Iran.
“Kami semakin dekat dengan (pencapaian) kesepakatan daripada sebelumnya, tetapi menjembatani kesenjangan … membutuhkan keputusan dari berbagai pihak,” tuturnya, yang kemudian menambahkan bahwa beberapa isu masih harus diselesaikan.
Selama beberapa hari ke depan, negosiasi akan dihentikan dan semua pihak akan kembali ke ibu kota negara mereka, bukan untuk konsultasi lebih lanjut melainkan untuk membuat keputusan, lanjut Araqchi. Dia menyampaikan harapan agar kesepakatan bisa diputuskan dalam sesi pertemuan berikutnya.
Pertemuan terakhir Komisi Gabungan JCPOA itu dimulai pada pekan lalu dengan diikuti oleh perwakilan dari China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan Iran.
Di bawah pimpinan mantan presiden Donald Trump, pemerintah Amerika Serikat (AS) menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 dan secara sepihak kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Menanggapi langkah AS tersebut, Iran sejak Mei 2019 secara bertahap berhenti mengimplementasikan beberapa bagian komitmennya di dalam JCPOA.
Komisi Gabungan JCPOA mulai melangsungkan pertemuan tatap muka pada 6 April di Wina untuk melanjutkan diskusi sebelumnya terkait kemungkinan kembalinya Washington ke JCPOA serta cara memastikan implementasi JCPOA secara penuh dan efektif. [Xinhua]