China sejauh ini telah memberikan total 52 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Vietnam, yang berkontribusi pada rencana induk Vietnam dalam upaya pengendalian epidemi dan pembangunan sosial-ekonomi.
HANOI, Kementerian Pertahanan Nasional Vietnam telah menerima batch kedua vaksin COVID-19 Sinopharm yang disumbangkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army/PLA) China.
Sebuah pesawat angkut PLA yang membawa vaksin tersebut tiba pada Selasa (8/2) malam waktu setempat di Bandar Udara Internasional Noi Bai di Hanoi, ibu kota Vietnam.
Pada upacara serah terima vaksin itu, Duta Besar China untuk Vietnam Xiong Bo mengatakan kerja sama dalam upaya melawan COVID-19 saat ini menjadi prioritas dalam kerja sama China-Vietnam, dan bahwa China sejauh ini telah memberikan total 52 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Vietnam, yang berkontribusi pada rencana induk Vietnam dalam upaya pengendalian epidemi dan pembangunan sosial-ekonomi.
Bantuan vaksin tersebut sekali lagi menunjukkan persahabatan yang hangat antara kedua negara dan kedua instansi militer untuk saling membantu dan melawan pandemi bersama-sama, ujar Xiong, seraya menambahkan bahwa pihak China bersedia untuk terus menerapkan konsensus yang dicapai oleh para pemimpin kedua negara, guna mendukung upaya antiepidemi Vietnam dalam kapasitasnya.
Sembari berterima kasih kepada pihak China atas pemberian bantuan vaksin tersebut, Wakil Menteri Pertahanan Nasional Vietnam Hoang Xuan Chien mengatakan bahwa bantuan vaksin itu mencerminkan persahabatan “rekan dan saudara” antara negaranya dan China.
Dirinya mengatakan pihak Vietnam akan bekerja dengan baik dalam mendistribusikan dan mengelola vaksin tersebut, menjalankan dengan lebih baik upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta pemulihan ekonomi.
Pada Agustus 2021 lalu, militer Vietnam menerima batchpertama vaksin Sinopharm yang dikirim oleh PLA China.
Menurut Kementerian Kesehatan Vietnam, negara di Asia Tenggara itu hingga Rabu (9/2) telah mencatatkan lebih dari 2,4 juta kasus COVID-19, sebagian besar terjadi dalam gelombang infeksi saat ini, yang dimulai pada akhir April tahun lalu. [Xinhua]