Oleh : Huang Yinjiazi, Guo Yage
BEIJING – Dua cendekiawan dari Universitas Cornell di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengamati bahwa dalam dua dekade terakhir, Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) membangun kontak dengan lebih dari 400 partai politik di lebih dari 160 negara, dan pertukaran semacam ini mencerminkan faktor “menarik ke dalam” ketimbang “mendorong keluar” oleh partai yang genap berusia seabad itu.
Thomas Pepinsky dan Jessica Chen Weiss, keduanya pakar dalam tata kelola pemerintahan, menyampaikan dalam sebuah artikel bersama yang dipublikasikan pada Juni oleh majalah hubungan internasional terkemuka AS Foreign Affairs bahwa ada sejumlah partai berkuasa yang meminta saran dari CPC terkait isu tata kelola pemerintahan.
Di antara banyak kesuksesan besar CPC, yang merayakan usia seabadnya pada Kamis (1/7), salah satu yang mungkin paling menarik perhatian adalah dukungan tiada tanding dari rakyat China kepada partai tersebut. Dalam sebuah survei yang dilakukan Universitas Harvard dan dipublikasikan pada Juli tahun lalu, sebanyak 93,1 persen rakyat China menyatakan dukungan kepada pemerintah pusat mereka.
Oleh karena itu, bagi perwakilan partai politik dan organisasi dari seluruh dunia yang menghadiri sebuah dialog tingkat tinggi dengan CPC pada Selasa (6/7), salah satu subjek paling menarik adalah: Hal positif apa yang telah dilakukan CPC sehingga partai tersebut terus menjadi pilihan rakyat China?
BERPUSAT PADA RAKYAT
Dua tahun lalu di Roma, pada penghujung pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping yang sedang berkunjung, Ketua Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat Italia Roberto Fico mengajukan pertanyaan.
“Apa yang Anda rasakan ketika Anda terpilih sebagai presiden China?” tanya Fico, yang ingin tahu bagaimana perasaan Xi saat terpilih memimpin China, sebuah negara yang jauh lebih besar daripada Italia.
Memerintah negara yang begitu besar membutuhkan rasa tanggung jawab dan kerja keras yang besar, jawab Xi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC. “Demi kebaikan rakyat, saya akan mengesampingkan kesejahteraan saya sendiri. Saya bersedia untuk tidak mementingkan diri sendiri dan mengabdikan diri bagi pembangunan China.”
Melayani rakyat sepenuh hati telah menjadi tujuan fundamental CPC, partai yang bangga berasal dari rakyat dan berakar di tengah rakyat.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat mengentaskan sebagian besar rakyat China dari kemiskinan, tetapi CPC tidak puas berhenti di situ. Partai tersebut bertekad memberantas kemiskinan dan menuntaskan pembangunan masyarakat yang cukup sejahtera dalam segala hal.
“CPC selalu mewakili kepentingan fundamental seluruh rakyat China. Partai ini mendampingi rakyat melewati suka dan duka serta berbagi takdir bersama dengan mereka,” tutur Xi dalam upacara peringatan 100 tahun CPC yang digelar Kamis (1/7) lalu di Lapangan Tian’anmen, simbol jantung politik China. “Partai CPC tidak punya kepentingan khususnya sendiri. Partai ini tidak pernah mewakili kelompok kepentingan individual, kelompok kekuasaan, atau strata istimewa apa pun.”
“Menengok ke belakang, dalam rentang sejarah seratus tahun, selalu mendampingi rakyat adalah rahasia pencapaian besar CPC dalam catatan sejarah,” ujar mantan perdana menteri Jepang Yukio Hatoyama.
“China telah mengalami banyak musibah dan kesulitan, termasuk agresi oleh Jepang, tetapi CPC selalu bekerja bersama rakyatnya untuk mengatasi banyak kesulitan,” imbuh Hatoyama.
Musibah terbaru terjadi sekitar awal 2020, ketika epidemi COVID-19 yang mematikan merebak, merenggut banyak nyawa dan membuat perekonomian di seluruh dunia terpuruk.
Filosofi yang berpusat pada rakyat ini jugalah yang membuat kepemimpinan China dapat melaksanakan apa yang disebut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “upaya pembendungan penyakit yang mungkin paling ambisius, cerdas, dan agresif dalam sejarah” dan menjadikan China negara pertama yang sukses mengendalikan pandemi.
“Kami tanpa ragu menyelamatkan nyawa dengan cara apa pun,” tutur Xi. “Tidak peduli seberapa tua usia pasien dan seberapa serius kondisi mereka, kami tidak pernah menyerah.”
Di Provinsi Hubei di China tengah saja, tempat COVID-19 pertama kali dilaporkan, lebih dari 3.600 pasien berusia lebih dari 80 tahun berhasil diselamatkan dari cengkeraman kematian.
CPC “adalah partai rakyat, yang berakar di tengah rakyat,” kata mantan wakil perdana menteri Yordania Jawad Anani.
BERORIENTASI PEMBANGUNAN
“Walaupun misi pendirian partai ini mudah didefinisikan, memastikan bahwa kami tetap setia pada misi ini adalah tugas yang lebih sulit,” sebut Xi dalam upacara peringatan 100 tahun CPC.
Pada Mei 2019, CPC meluncurkan kampanye di kalangan seluruh anggotanya yang bertema “tetap setia pada aspirasi awal dan misi pendirian”, yaitu mengupayakan kebahagiaan rakyat dan peremajaan kembali bangsa China.
Berkomitmen pada peningkatan kesejahteraan rakyat, berkat CPC, China dapat mencapai lompatan ekonomi yang luar biasa dalam kurun waktu yang sangat singkat, ujar Sekretaris Nasional Partai Komunis Prancis Fabien Roussel.
Lebih dari empat dekade silam, kebijakan reformasi dan keterbukaan disahkan di bawah kepemimpinan mendiang pemimpin China Deng Xiaoping pada 1978, yang membebaskan kreativitas dan potensi kewirausahaan rakyat China serta meletakkan fondasi bagi apa yang kini telah menjadi perekonomian pasar sosialis yang dinamis dan terbuka terhadap dunia luar.
Menindak keras malapraktik yang dilakukan pejabat partai merupakan prioritas CPC, khususnya pejabat partai yang kehilangan kepercayaan pada partai, menerima suap, hidup berfoya-foya, atau menjadi autokrat.
Tej Bunnag, mantan menteri luar negeri Thailand dan duta besar Thailand untuk China periode 1986-1990, menyaksikan transformasi China dari sebuah negara miskin menjadi kontributor utama bagi perekonomian dunia.
Tej mengenang kunjungan pertamanya ke China pada 1973, ketika Shenzhen “hanyalah desa nelayan kecil.” Kini, kota itu menjadi kota internasional berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa dan pusat teknologi tinggi,” tandas pengamat China yang berusia 77 tahun tersebut.
Dari 1978 hingga 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) China meroket dari 367,9 miliar yuan (1 yuan = Rp2.243) menjadi 101,6 triliun yuan, yang mengangkat negara itu dari negara berpenghasilan rendah menjadi negara berpenghasilan menengah.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat mengentaskan sebagian besar rakyat China dari kemiskinan, tetapi CPC tidak puas berhenti di situ. Partai tersebut bertekad memberantas kemiskinan dan menuntaskan pembangunan masyarakat yang cukup sejahtera dalam segala hal.
“Ini adalah sebuah masyarakat yang dapat dinikmati oleh setiap dan kita semua,” kata Xi. “Dalam perjalanan menuju kesejahteraan bersama, tidak boleh ada yang tertinggal.”
Sejak 2012, kepemimpinan China menempatkan pengentasan kemiskinan sebagai prioritas utama, mengemukakan gagasan dan ide baru, serta membuat kebijakan dan rencana baru.
Delapan tahun kemudian, jumlah rakyat China yang hidup di bawah garis kemiskinan berkurang dari 100 juta menjadi nol pada 2020, yang berarti rata-rata lebih dari 10 juta orang dientaskan dari kemiskinan setiap tahunnya, atau satu orang diangkat ke atas garis kemiskinan setiap tiga detik.
“Melalui upaya berkelanjutan dari seluruh Partai dan seluruh bangsa, kita berhasil mewujudkan tujuan seratus tahun pertama untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera dalam segala hal,” kata Xi dalam upacara peringatan 100 tahun CPC.
“Ini berarti kita telah mencapai resolusi bersejarah bagi masalah kemiskinan absolut di China,” tuturnya.
Kesuksesan China dalam pengurangan kemiskinan ini merupakan “keajaiban,” sebut Khuon Sodary, wakil presiden kedua Majelis Nasional Kamboja sekaligus anggota Komite Tetap Partai Rakyat Kamboja.
“Kesuksesan ini jelas merefleksikan target CPC yang memprioritaskan kesejahteraan dan penghidupan rakyat China,” kata Sodary.
REFORMASI DIRI SENDIRI
“Kebangkitan sesuatu dapat terjadi dengan cepat, tetapi kejatuhannya pun bisa sama cepatnya,” tutur Huang Yanpei, seorang pendidik, kepada mendiang pemimpin China Mao Zedong dalam kunjungan ke Yan’an, basis revolusioner CPC, pada 1945.
“Pernahkah ada orang, keluarga, komunitas, tempat, atau bahkan negara yang berhasil memutus siklus ini?” tanya Huang.
Percakapan tersebut berulang kali disinggung oleh Xi sebagai peringatan tentang risiko rumit dan berjangka panjang yang dihadapi pemerintahan CPC.
Bagi Xi, satu hal umum yang berujung pada rusaknya kekuatan politik adalah erosi internal, khususnya korupsi.
Dia menyoroti “reformasi diri sendiri” atau “mengarahkan mata pedang ke diri sendiri dan mengeluarkan racun dari tulang sendiri” sebagai cara utama untuk mencegah lingkaran setan tersebut dan memelihara kesehatan maupun vitalitas kuat partai.
“Saya percaya bahwa orang yang bisa mengalahkan diri kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain,” kata Xi ketika berpidato di depan para pejabat senior dalam sebuah seminar di Sekolah Partai Komite Sentral CPC pada Januari 2018.
Oleh karena itu, menindak keras malapraktik yang dilakukan pejabat partai merupakan prioritas CPC, khususnya pejabat partai yang kehilangan kepercayaan pada partai, menerima suap, hidup berfoya-foya, atau menjadi autokrat.
Sejak 2012, CPC mengambil kebijakan komprehensif dan tanpa toleransi demi memerangi korupsi, ujar Dmitry Novikov, wakil pimpinan Komite Sentral Partai Komunis Rusia.
“Sangat penting untuk memberantas kondisi dasar penyebab korupsi,” tutur Novikov, mengutip berbagai praktik CPC seperti manajemen partai internal yang ketat, disiplin yang kuat, serta perjuangan keras melawan formalisme, birokrasi, hedonisme, dan pemborosan.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menekankan bahwa antikorupsi menjadi prasyarat pembangunan dan esensial untuk memimpin partai politik terbesar di dunia.
Para anggota CPC “melambangkan masa depan semua warga lainnya” di China dan “harus menjadi model panutan bagi semua warga,” kata Vucic.
Perang CPC melawan korupsi, lanjutnya, memberikan “kekuatan signifikan” bagi kepemimpinan partai tersebut untuk menunjukkan kepada bangsa China maupun dunia bahwa “China sangat tegas” dalam peraturan hukumnya dan dalam mewujudkan standar hidup yang lebih tinggi bagi rakyatnya.
TIAP NEGARA BERHAK TENTUKAN JALUR PEMBANGUNANNYA SENDIRI
“Hanya si pemakai sepatu yang tahu apakah sepatunya pas atau tidak,” tutur Xi di Institut Hubungan Internasional Moskow di Rusia pada Maret 2013 dalam kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden China.
“Hanya rakyat yang paling tahu apakah jalur pembangunan yang mereka pilih untuk negara mereka sesuai atau tidak,” imbuh Xi.
Melalui eksplorasi saksama dan perjuangan keras selama puluhan tahun, China, di bawah kepemimpinan CPC, telah menetapkan bahwa sosialisme dengan karakteristik China merupakan satu-satunya jalan menuju peremajaan kembali dan kesejahteraan.
Menurut pengamatan Tej, diplomat Thailand, CPC dengan gigih meniti jalan itu, beradaptasi secara fleksibel terhadap perubahan, serta menyempurnakan kebijakannya.
Ini menjadi sumber kekuatan partai, tambahnya.
Jessie Duarte, Wakil Sekretaris Jenderal Kongres Nasional Afrika, partai berkuasa di Afrika Selatan, mengatakan “penting bagi negara untuk mengadopsi ideologi dan jalur pembangunan yang sesuai dengan sejarah, identitas nasional, dan kondisi unik mereka sendiri, bukan sekadar mengikuti apa yang negara lain lakukan.”
China tidak pernah meniru model negara lain, dan China juga tidak pernah memaksa negara lain untuk meniru dirinya.
China terus menyarankan agar setiap negara seharusnya memilih jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisinya sendiri dan kebutuhan rakyatnya. Selain itu, semua negara seharusnya saling menghormati dan belajar dari satu sama lain.
China justru terus menyarankan agar setiap negara seharusnya memilih jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisinya sendiri dan kebutuhan rakyatnya. Selain itu, semua negara seharusnya saling menghormati dan belajar dari satu sama lain.
“Dunia akan hambar dan membosankan jika hanya ada satu model dan satu peradaban,” kata Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
“Demokrasi bukanlah Coca Cola, yang, dengan sirup yang diproduksi oleh Amerika Serikat, akan memiliki rasa yang sama di seluruh dunia,” tuturnya.
Orang-orang diberi tahu bahwa sistem demokrasi Barat merupakan cara terbaik untuk kemajuan sosial, tetapi pencapaian CPC membuktikan bahwa ada model lain yang layak diterapkan, sebut Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang juga pemimpin partai berkuasa di negara itu, Pakistan Tehreek-e-Insaf.
Ketua Partai Patriotik Turki Dogu Perincek mengatakan CPC benar-benar mengagumkan karena menghormati pilihan jalur partai lain yang disesuaikan dengan kondisi unik setiap negara.
“CPC tidak memaksakan posisinya,” ucap Perincek. “Ketika menceritakan kisahnya, CPC selalu berkata ‘ini adalah pengalaman kami.'”[]
[Reporter video: Wang Jian, Zheng Yihan, Zhang Baoping, Yuan Liang, Wu Danni, Yang Yiran, Yu Fuqing, Wang Tian; Editor video: Fu Jing]