NEW YORK CITY – Ancaman terbesar bagi demokrasi Barat datang dari dalam, bukan dari China, ungkap sebuah artikel yang dipublikasikan oleh situs berita Vox pekan ini.
Menuding China sebagai penyebab demokrasi Barat saat ini berada dalam ancaman “tidak saja salah, tetapi juga berpotensi berbahaya,” sebut artikel itu.
Salah satu paham yang dimunculkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden adalah bahwa AS dan China terkunci dalam konfrontasi ideologis terkait nasib demokrasi, papar artikel itu.
Namun demikian, “banyak dari kemunduran demokrasi global belakangan ini tidak memiliki kaitan dengan China,” tulis Thomas Carothers dan Frances Brown, dua pakar terkemuka di bidang demokrasi, dalam sebuah esai Urusan Luar Negeri baru-baru ini. “Memfokuskan perhatian untuk melawan China dan Rusia berisiko mengesampingkan kebijakan untuk mengatasi banyak faktor lain yang memicu kemerosotan demokrasi global.”
Menempatkan China sebagai sumber erosi demokrasi di seluruh dunia tidak akan memajukan tujuan demokrasi, tutur Zack Beauchamp, penulis laporan yang diterbitkan pada Rabu (28/7). Dia menyebutkan bahwa demokrasi “membusuk dari dalam, bukan dari luar.”
Di negara-negara tempat demokrasi benar-benar terancam, partai-partai sayap kanan jauh memanfaatkan perpecahan etnis-religius dan ketidakpercayaan publik terhadap lembaga politik untuk memenangkan pemilihan umum, kata Beauchamp, seorang koresponden ideologi dan politik global di Vox. [Xinhua]