Jika Finlandia merupakan anggota NATO, maka akan menjadi front utama dalam perang antara NATO dan Rusia, kata mantan menlu Finlandia Erkki Tuomioja.
HELSINKI, Mantan menteri luar negeri (menlu) Finlandia sekaligus Anggota Parlemen senior Erkki Tuomioja meragukan bahwa kemungkinan Finlandia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dapat memperkuat keamanan negaranya.
Mengomentari buku barunya bertajuk “Finlandia dan NATO” pada Senin (7/2), Tuomioja mengajukan pertanyaan tentang hal apa saja yang dapat benar-benar dilakukan oleh para anggota NATO untuk membantu Finlandia jika terjadi perang.
Jika Finlandia merupakan anggota NATO, maka akan menjadi front utama dalam perang antara NATO dan Rusia, ujarnya.
“Saya yakin NATO pada akhirnya akan muncul sebagai pemenang dan pembebas Finlandia, tetapi apa yang akan tersisa dari kami pada saat itu, terutama jika senjata nuklir digunakan?” tanya Tuomioja.
Menurutnya, bukanlah kepentingan Finlandia maupun Rusia untuk mengubah perbatasan sepanjang 1.300 km di antara mereka menjadi zona konflik militer.
Finlandia seharusnya memiliki kesempatan untuk mengajukan keanggotaan NATO, tetapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk melakukannya, tambah Tuomioja.
Menurut laporan lembaga penyiar nasional Yle pada Senin, sebuah jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa 45 persen dari mereka yang disurvei mendukung pengajuan Finlandia untuk menjadi anggota NATO dengan syarat hal tersebut direkomendasikan oleh para pemimpin negara.
Sementara itu, sekitar sepertiga responden menentang gagasan tersebut dan kurang dari seperempatnya ragu-ragu.
Pada Desember lalu, Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengajukan keanggotaan NATO. [Xinhua]