“Selama satu tahun pandemi berlangsung, negara kita mengandalkan pihak akademisi, media, dan sukarelawan lain untuk mengumpulkan dan melaporkan data tentang pengujian dan kasus, alih-alih (mengandalkan) badan kesehatan masyarakat negara kita, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC),” kata Los Angeles Times dalam sebuah artikel opini.
LOS ANGELES, Sistem pengumpulan data pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah kuno, dan data negara tentang pandemi “kacau, tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan lambat,” seperti dilansir Los Angeles Times pada Senin (8/11).
“Selama satu tahun pandemi berlangsung, negara kita mengandalkan pihak akademisi, media, dan sukarelawan lain untuk mengumpulkan dan melaporkan data tentang pengujian dan kasus, alih-alih (mengandalkan) badan kesehatan masyarakat negara kita, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC),” kata surat kabar itu dalam sebuah artikel opini.
Data AS tentang pandemi “kacau, tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan lambat dilaporkan,” kata artikel itu, menyebut bahwa kesalahan data telah menjadi ciri respons pandemi AS.
“Kecepatan, cakupan, dan skala data sangat membebani infrastruktur pemerintah yang sudah ketinggalan zaman sampai akhirnya mereka membuat sistem baru untuk fungsi-fungsi seperti pelacakan penyakit serta pelaporan terkait ras dan etnis,” kata artikel itu.
Meskipun pemerintah AS saat ini telah membuat peningkatan yang signifikan, “sebagian besar (data) masih terkunci ke dalam sistem teknologi pemerintah yang usang yang tidak terintegrasi satu sama lain,” katanya.
“AS masih harus bergantung pada data internasional untuk membuat keputusan tentang suntikan penguat (booster) vaksin, meskipun di dalam negeri kita menyuntikkan lebih banyak dosis vaksin (dibandingkan secara internasional), karena kita tidak dapat menghubungkan dan menganalisis data kita sendiri,” tambahnya. [Xinhua]