Foto yang diabadikan pada 7 Juli 2018 ini menunjukkan pemandangan patung batu Moai saat matahari terbenam di Pulau Paskah, Chile. (Xinhua/Wang Pei)
“Kerusakannya tidak terhitung karena tidak ada pemulihan untuk retakan batu asli dan simbol, terlepas dari berapa juta euro atau dolar yang mereka keluarkan untuk itu,” kata Edmunds Paoa kepada Radio Bio Bio lokal.
SANTIAGO, 6 Oktober (Xinhua) — Kerusakan akibat kebakaran hutan pekan ini pada patung Moai, patung monolitik di Pulau Paskah di Polinesia, Chile, tidak dapat diperbaiki, kata wali kota pulau itu Pedro Edmunds Paoa pada Kamis (6/10).
“Kerusakannya tidak terhitung karena tidak ada pemulihan untuk retakan batu asli dan simbol, terlepas dari berapa juta euro atau dolar yang mereka keluarkan untuk itu,” kata Edmunds Paoa kepada Radio Bio Bio lokal.
Pejabat itu menjelaskan bahwa sekelompok arkeolog dari Pulau Paskah, atau Rapa Nui, memimpin penelitian itu.
Pada Senin (3/10), otoritas setempat mengumumkan siaga merah di pulau tersebut karena kebakaran hutan di dekat daerah berpenghuni.
Carolina Perez, Undersecretary Warisan Budaya di bawah naungan Kementerian Kebudayaan, Seni dan Warisan Chile, mencuit di Twitter bahwa kebakaran serius di kawah gunung berapi Rano Raraku memengaruhi situs warisan dunia tersebut.
“Baru dua hari yang lalu, kebakaran menghanguskan lebih dari 100 hektare lahan di pulau itu,” imbuhnya.
Terletak di Samudra Pasifik, Pulau Paskah mencakup area seluas 163,6 kilometer persegi dan merupakan rumah bagi sekitar 7.750 penduduk, yang terkonsentrasi terutama di Hanga Roa, ibu kota dan satu-satunya kota di pulau tersebut. [Xinhua]