Selain mengambil inisiatif dalam sejumlah bidang termasuk perdagangan elektronik (e-commerce) dan isu-isu pembangunan, China juga telah terlibat aktif dalam reformasi WTO, ujar Juru Bicara WTO Keith Rockwell.
JENEWA, China merupakan anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang signifikan dan aktif dan telah berpartisipasi dalam “semua elemen pekerjaan kami dengan antusiasme dan komitmen,” ujar Juru Bicara (Jubir) WTO Keith Rockwell kepada Xinhua.
Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua baru-baru ini, Rockwell mengingat kembali bahwa China merupakan negara yang cepat belajar setelah menjadi anggota WTO pada 2001.
Para pejabat China untuk WTO cepat belajar dengan mendengarkan secara sabar, mengamati secara cermat, dan meminta advis dari semua orang, dan mereka mengembangkan pengalaman serta memahami bagaimana cara bekerja sama dengan WTO dalam “kurun waktu yang sangat singkat,” imbuh Rockwell.
Saat ini, China telah menjadi kekuatan pendorong dalam perundingan plurilateral seperti inisiatif pernyataan bersama, dan memainkan peran utama dalam memfasilitasi investasi untuk pembangunan, tutur Rockwell.
Pada 2019, China mengorganisir pertemuan informal tingkat menteri WTO di Shanghai yang mendorong perundingan plurilateral ke tingkat yang baru, kata Rockwell, seraya menambahkan bahwa China juga memimpin bersama Fiji dalam inisiatif melawan polusi plastik, yang krusial bagi Bumi.
Selain mengambil inisiatif dalam sejumlah bidang termasuk perdagangan elektronik (e-commerce) dan isu-isu pembangunan, China juga telah terlibat aktif dalam reformasi WTO, ujar Rockwell.
“China mengisyaratkan bahwa buku aturan kami perlu diperluas dan diperbarui, sehingga bisnis-bisnis saat ini dapat beroperasi di bawah aturan yang mencerminkan bagaimana mereka benar-benar terlibat dengan klien dan pesaing mereka,” tutur Rockwell.
Sembari menyatakan bahwa China sejauh ini merupakan negara pengekspor barang terbesar sekaligus importir terbesar kedua di dunia, Rockwell menyampaikan bahwa ekspor barang China pada 2020 mencatatkan “peningkatan hampir sepuluh kali lipat dari apa yang kami amati setahun sebelum China menjadi anggota WTO.”
Selain itu, Rockwell menuturkan bahwa perdagangan jasa China memiliki banyak potensi di masa mendatang dan merupakan bidang di mana perekonomian China memiliki ruang untuk tumbuh, karena pertumbuhan sektor perdagangan jasa negara itu masih tergolong relatif “sedang” dibandingkan perdagangan barangnya.
China merupakan negara berkembang, namun Bank Dunia mengklasifikasinya sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, yang berarti bahwa masyarakat China semakin kaya, dan sektor konsumsi kini menjadi komponen krusial dalam pertumbuhan ekonomi negara itu, imbuh Rockwell.
Sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia, “bagaimana pun menekankan peran penting China tidak dilebih-lebihkan,” kata Rockwell, seraya menekankan bahwa China bertindak sangat serupa dengan para pemain utama WTO lainnya. [Xinhua]