Presiden China Xi Jinping, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan Ketua Komisi Militer Sentral China, menghadiri pertemuan untuk memperingati 25 tahun kembalinya Hong Kong ke pangkuan China serta upacara pelantikan pemerintahan periode keenam Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong dan menyampaikan pidato penting di Hong Kong Convention and Exhibition Center di Hong Kong, China selatan, pada 1 Juli 2022. (Xinhua/Yao Dawei)
BEIJING, 1 Juli (Xinhua) — Pernyataan Presiden China Xi Jinping pada peringatan 25 tahun kembalinya Hong Kong ke pangkuan China telah menjadi cetak biru bagi pembangunan Hong Kong, dan memperjelas arah implementasi yang mantap dan berkelanjutan dari prinsip “satu negara, dua sistem”, kata juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Jumat (1/7).
Presiden Xi menghadiri pertemuan untuk memperingati 25 tahun kembalinya Hong Kong ke pangkuan China dan upacara pelantikan pemerintahan periode keenam Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong pada Jumat di Hong Kong serta melakukan kunjungan inspeksi di SAR Hong Kong, yang disambut hangat oleh warga dari semua lapisan masyarakat di Hong Kong, kata jubir Zhao Lijian pada jumpa pers harian.
Presiden Xi menyampaikan sebuah pidato penting pada peringatan tersebut, yang telah menjadi cetak biru untuk pembangunan Hong Kong dan memperjelas arah implementasi prinsip “satu negara, dua sistem” yang mantap dan berkelanjutan, kata Zhao.
“Kami yakin bahwa dengan kepemimpinan yang kuat dan dukungan teguh dari pemerintah pusat, dengan tanah air yang besar sebagai penyokong yang kuat serta solidaritas dan perjuangan lebih dari 7 juta kompatriot Hong Kong, Hong Kong pasti akan menciptakan hari esok yang lebih baik,” katanya.
Zhao mengatakan bahwa negara-negara Barat tertentu telah melontarkan pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang praktik prinsip “satu negara, dua sistem” di Hong Kong, dan ikut campur dalam urusan Hong Kong, yang murni merupakan urusan internal China. “China dengan tegas menolak dan mengutuk keras hal ini,” katanya.
Dia menyatakan bahwa negara-negara itu selalu berbicara tentang “demokrasi” dan “hak asasi manusia,” namun mereka menutup mata terhadap berbagai masalah serius dan catatan buruk mereka sendiri.
“Kami ingin memperingatkan negara-negara ini bahwa fitnah apa pun terhadap praktik sukses ‘satu negara, dua sistem’ adalah sia-sia, dan campur tangan apa pun dalam urusan dalam negeri China tidak diperbolehkan,” kata Zhao. Lebih lanjut sang jubir menambahkan bahwa tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menghentikan implementasi stabil dan berkelanjutan dari “satu negara, dua sistem” serta kemakmuran dan stabilitas Hong Kong. [Xinhua]