BEIJING, Tanggal 7 Oktober menandai peringatan satu tahun konflik di Gaza. Seorang juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (8/10) mengatakan kenyataan pahit ini sepenuhnya membuktikan bahwa operasi militer dan kekerasan bukanlah jalan keluar, dan hanya mengakumulasi ketidakpuasan serta semakin menjauhkan perdamaian dan stabilitas.
“Konflik Gaza telah berlarut-larut selama setahun penuh, serta menyebabkan hilangnya nyawa-nyawa tak berdosa dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian dikatakan Mao Ning dalam konferensi pers harian, menambahkan bahwa efek limpahan dari konflik ini memengaruhi kawasan dan ketegangan di kawasan terus meningkat.
China sangat prihatin pertempuran masih terus berlangsung dan perdamaian tetap sulit tercapai, ujarnya.
Mao menambahkan bahwa belum lama ini, China mengajukan inisiatif tiga langkah terkait konflik di Gaza, yang mengidentifikasikan gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan sebagai prioritas mendesak, “Rakyat Palestina memerintah Palestina” sebagai prinsip fundamental rekonstruksi pascakonflik di Gaza, dan solusi Dua Negara sebagai cara fundamental ke depannya.
Hak-hak nasional yang sah rakyat Palestina harus diwujudkan dan kekhawatiran keamanan yang beralasan dari Israel perlu diperhatikan, kata Mao.
Komunitas internasional perlu, atas dasar mempromosikan deeskalasi, mengadakan konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, berwibawa, dan efektif, serta merumuskan jadwal dan peta jalan untuk penerapan solusi Dua Negara, untuk pada akhirnya mewujudkan koeksistensi damai antara dua negara, Palestina dan Israel, serta keharmonisan antara bangsa Arab dan Yahudi, tambahnya. [Xinhua]