BEIJING, Jepang harus menghentikan upayanya untuk membentuk kelompok dan terlibat dalam konfrontasi blok, demikian disampaikan oleh seorang juru bicara (jubir) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) China pada Jumat (12/7).
Jubir Kemenhan China Zhang Xiaogang menyampaikan pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap pertanyaan media tentang laporan-laporan yang menyebutkan bahwa pasukan pertahanan maritim Jepang sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Filipina guna membendung China di Laut China Selatan. Kedua belah pihak juga menandatangani perjanjian terkait beberapa isu militer.
Mengomentari langkah-langkah tersebut, Zhang mengatakan bahwa China secara konsisten menganjurkan agar kerja sama pertahanan antara negara-negara terkait tidak boleh menargetkan pihak ketiga atau melemahkan kepentingannya, serta kerja sama seperti itu juga tidak boleh merusak perdamaian dan stabilitas regional.
“Perlu dicatat bahwa Jepang bukanlah pihak dalam isu Laut China Selatan dan tidak mempunyai hak untuk turut campur dalam sengketa maritim antara China dan Filipina,” kata Zhang. Upaya Jepang yang terus-menerus membesar-besarkan isu terkait China tidak lebih dari upaya untuk menciptakan ketegangan, serta menganggapnya sebagai peluang guna memperluas kemampuan militernya, membentuk kelompok, dan terlibat dalam konfrontasi blok, imbuhnya.
“Jepang mempunyai sejarah berulang kali mengarang-ngarang insiden dan melancarkan perang agresif terhadap negara lain. Masyarakat internasional harus tetap waspada terhadap potensi kembalinya militerisme,” tutur Zhang.
Zhang menekankan bahwa Nanhai Zhudao, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai South China Sea Islands atau Kepulauan Laut China Selatan, adalah wilayah China yang tak terpisahkan, dan China akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan, keamanan, serta hak dan kepentingan maritim nasionalnya dengan kemampuan yang lebih kuat dan sarana yang lebih andal. [Xinhua]