YERUSALEM, Israel pada Minggu (21/11) menambah pasukan keamanannya di Yerusalem Timur di tengah meningkatnya ketegangan di kota yang menjadi pusat konflik tersebut menyusul serangan penembakan yang menyebabkan satu warga sipil tewas dan empat lainnya luka-luka.
Sekitar pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB), si penyerang, yang diidentifikasi oleh media Palestina sebagai Fadi Abu Shkhaidem, menembaki warga sipil di luar kompleks Masjid Al-Aqsa, lokasi yang menjadi sengketa dan dianggap tempat suci oleh umat Islam maupun Yahudi.
Satu orang terluka parah dalam insiden penembakan itu dan meninggal beberapa jam kemudian di rumah sakit, sementara empat lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, menurut pernyataan dari pemerintah dan fasilitas kesehatan Israel.
Kanal berita televisi Kan yang dikelola pemerintah Israel mengidentifikasi korban sebagai Eliyahu Kay (26) asal Modiin, sebuah kota di sebelah barat Yerusalem. Dia baru-baru ini bermigrasi dari Afrika Selatan ke Israel dan bekerja sebagai pemandu wisata di Tembok Ratapan, yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Tembok Buraq.
Si penyerang ditembak mati oleh polisi di lokasi kejadian, menurut pernyataan pihak kepolisian. Pihak kepolisian juga menambahkan bahwa dua dari empat korban luka merupakan petugas polisi yang terluka akibat pecahan peluru.
Menteri Keamanan Masyarakat Israel Omer Barlev menyebutkan bahwa si penembak merupakan anggota Hamas dan berasal dari kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur. Saat mengunjungi lokasi kejadian, Barlev mengatakan kepada wartawan bahwa si penyerang menggunakan senapan mesin ringan.
Menurut Barlev, si penyerang datang ke Masjid Al-Aqsa untuk menjalankan salat setiap hari. “Sayangnya, hari ini dia datang dengan senjata dan memutuskan untuk melakukan penembakan,” tuturnya.
Abu Shkhaidem (42), si penyerang, merupakan seorang guru di sebuah sekolah menengah atas berbasis keagamaan di Yerusalem, menurut media Israel.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, Hamas memuji serangan itu dan mengonfirmasi bahwa Abu Shkhaidem adalah anggotanya.
Berbicara saat membuka rapat kabinet mingguan, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan telah memerintahkan pasukan keamanan untuk waspada guna mencegah serangan “tiruan” yang berpotensi menyusul serangan pada Minggu itu.
“Saya telah mengarahkan pasukan keamanan untuk bersiap dan waspada, juga atas kekhawatiran terjadinya serangan tiruan,” ujarnya. “Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan mencegah serangan lainnya.”
Serangan itu merupakan yang kedua di Yerusalem Timur dalam kurun waktu sepekan. Pada Rabu (17/11) pekan lalu, seorang remaja Palestina ditembak mati usai menusuk dua petugas polisi, ungkap pihak kepolisian.
Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang diklaim oleh warga Palestina, dalam perang Timur Tengah pada 1967, dan sejak saat itu mengendalikan kedua wilayah tersebut. Warga Palestina terus berupaya untuk mendirikan negara independen di wilayah-wilayah ini bersama dengan wilayah enklave Jalur Gaza. [Xinhua]