BEIRUT, Aksi unjuk rasa pecah pada Senin (29/11) di seluruh Lebanon untuk memprotes kondisi hidup yang semakin sulit dan anjloknya mata uang lokal, demikian dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan di Beirut, Tripoli, Sidon, Zahle, dan di Gunung Lebanon dengan membakar ban dan kontainer bekas, menghalangi warga pergi ke tempat kerja, dan mendorong beberapa sekolah tutup.
Unjuk rasa nasional itu terjadi setelah anjloknya mata uang lokal menjadi 25.000 pound Lebanon per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan nilai resmi lama sebesar 1.500 pound Lebanon per dolar AS.

Para aktivis dan anggota masyarakat sipil sehari sebelumnya menyebarkan pesan di media sosial yang menyerukan warga untuk bergabung dalam unjuk rasa tersebut.
Lebanon dihantam krisis keuangan terburuk dalam sejarahnya dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan tingkat pengangguran akan meningkat di atas 40 persen pada 2021 dan tingkat kemiskinan diperkirakan mencapai 78 persen.
Negara di Timur Tengah tersebut telah memulai pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dengan harapan mendapatkan dana miliaran dolar AS untuk menyelamatkan perekonomian mereka yang tengah terpuruk. [Xinhua]