HAIKOU – Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA) yang sedang berlangsung di Hainan, China, merupakan sebuah pertemuan yang intensif, menggugah pemikiran, dan berwawasan ke depan tentang berbagai tantangan global.
Konferensi tahun ini berfokus pada tata kelola global dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra. Ini menjadi kesempatan bagi para pemimpin Asia dan dunia untuk saling bertukar pandangan, menemukan solusi, dan mengambil langkah bersama. Para pemimpin menyampaikan pandangan mereka tentang sejumlah tantangan paling mendesak yang kita hadapi saat ini.
Pandemi COVID-19
SIDDHARTH CHATTERJEE, Koordinator Residen PBB di China : “Ini tidak terduga. Ilmu pengetahuan menghadapi tantangan. Teknologi menghadapi tantangan. Kepemimpinan menghadapi tantangan. Politik menghadapi tantangan. Kita melihat tiga juta orang kehilangan nyawa. Ini momen bagi kita semua untuk bersatu demi mencapai pemulihan ekonomi yang lebih hijau, lebih sehat, lebih ramah lingkungan, dan oleh karena itu saya pikir inilah cara kita membebaskan diri dari pandemi sebagai masyarakat yang lebih tangguh dan lebih baik.
Forum Boao merupakan wujud keberhasilan China dalam hal respons kesehatan masyarakat. Fakta bahwa kita berada di ruangan seperti ini, kita duduk di tempat ramai, banyak dari kita yang tidak memakai masker namun kita tahu kita aman, itu mengindikasikan bahwa pandemi dapat dicegah, pandemi bisa diatasi, dan itu juga menunjukkan tekad politik yang kuat. Pada saat yang sama, hal itu menunjukkan kedisiplinan, ketahanan, dan bagaimana ilmu pengetahuan bekerja di China. Saya berharap seluruh dunia menerapkan metode yang sama. Kita akan mampu mengatasi pandemi dengan jauh lebih cepat.”
Pemulihan ekonomi
LI BAODONG, Sekretaris Jenderal, Forum Boao untuk Asia : “Terdampak oleh pandemi, tahun lalu ekonomi Asia mencatat pertumbuhan negatif pertama dalam enam dekade terakhir. Defisit di sektor perawatan kesehatan, infrastruktur, ekonomi hijau dan digital menghambat pemulihan berkelanjutan di Asia. Mengikuti prinsip multilateralisme adalah kunci untuk mengeliminasi empat defisit pembangunan dan mengembalikan pemulihan berkelanjutan. Dunia harus memprioritaskan vaksinasi, mendistribusikan vaksin secara merata, dan menetapkan skema pengenalan data kesehatan bersama, membangun dasar yang kokoh untuk mempercepat pemulihan ekonomi.”
Perubahan iklim
ERIK SOLHEIM, Mantan pejabat senior PBB dan direktur eksekutif UNEP : “Menurut saya tantangan utama untuk menerapkan netralitas karbon sangatlah sederhana. Kita hanya perlu mengubah pemikiran kita karena pemikiran di masa lalu berkisar di antara membangun atau melestarikan alam. Mencemari dahulu, lalu membersihkan; Memprioritaskan pembangunan, baru setelahnya melestarikan lingkungan. Namun, sekarang itu sudah kuno. Pada abad ke-21, harga tenaga surya lebih rendah daripada harga batu bara. Jadi pilihan antara pembangunan dan lingkungan, antara ekonomi dan ekologi sudah menjadi bagian dari masa lalu. Kini, kita bisa dengan sangat cepat mewujudkan ekonomi hijau yang sangat terbarukan yang menyediakan lapangan kerja dan kesejahteraan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Haikou, China. (XHTV)