BEIJING, Perilisan buku putih tentang masalah Taiwan dan reunifikasi China memiliki signifikansi yang besar, demikian disampaikan para pakar studi Taiwan.
Buku putih berjudul “Masalah Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru” itu dirilis oleh Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara dan Kantor Informasi Dewan Negara China pada Rabu (10/8).
Wu Yongping, Kepala Institut Studi Taiwan di bawah Universitas Tsinghua, mengungkapkan buku putih tersebut menunjukkan tekad Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan rakyat China serta komitmen mereka terhadap reunifikasi nasional.
Para ahli menuturkan bahwa tren menuju ikatan yang lebih erat antara masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan tidak akan terintimidasi atau terhalangi oleh otoritas Partai Progresif Demokratik.
Mereka mengatakan perilisan buku putih itu lebih lanjut berperan untuk membentuk tren perjuangan melawan “kemerdekaan Taiwan” dan memajukan reunifikasi nasional, serta menunjukkan tren sejarah reunifikasi nasional yang tak terbendung.
Menurut buku putih tersebut, setelah reunifikasi, negara-negara asing dapat terus mengembangkan hubungan ekonomi dan budaya dengan Taiwan. Dengan persetujuan dari pemerintah pusat China, mereka dapat mendirikan konsulat atau institusi resmi dan kuasiresmi lainnya di Taiwan, organisasi dan lembaga internasional dapat mendirikan kantor, konvensi internasional yang relevan dapat diterapkan, dan konferensi internasional yang relevan dapat digelar di sana.
Wang Yingjin, direktur pusat penelitian hubungan lintas Selat dari Universitas Renmin China, mengatakan buku putih itu telah memberikan rincian tentang seperti apa gambaran untuk pertukaran eksternal Taiwan setelah reunifikasi. Ini menunjukkan niat yang baik, katanya. [Xinhua]