Zhang Jing, seorang pakar dari Misi Bantuan Teknis Pertanian China (Chinese Agricultural Technical Assistance Mission/MATAC) ke-11 di Pantai Gading, membimbing seorang petani lokal dalam melakukan pekerjaannya di areal persawahan di daerah Guiguidou di Provinsi Divo, Pantai Gading selatan, pada 31 Mei 2024. (Xinhua/Zhang Jian)
Setelah upaya tanpa henti dari para ahli pertanian China selama hampir 30 tahun, varietas padi di daerah Guiguidou telah dioptimalkan dengan kualitas dan panen padi yang terus meningkat.
ABIDJAN, 11 Juni (Xinhua) — Pada 31 Mei, para petani di daerah Guiguidou di Provinsi Divo, Pantai Gading selatan, berkumpul di sekitar beberapa mesin pertanian baru. Mereka terlihat saling bercengkerama tentang cara menggunakan mesin-mesin itu di dekat benih padi yang baru ditanam dan bergoyang ditiup angin.
“Kali ini, kami memberikan satu batch mesin pertanian kepada Pantai Gading, termasuk mesin pemilah padi, mesin pemanen kombinasi, mesin penggiling padi, dan sepuluh ton benih padi,” tutur Guo Changyou, kepala Misi Bantuan Teknis Pertanian China (Chinese Agricultural Technical Assistance Mission/MATAC) ke-11 di Pantai Gading, dalam upacara serah terima peralatan pertanian dan benih padi tersebut.
“Kami harus menjaga hadiah ini dengan baik karena kami memproduksi jutaan ton (padi) per tahun dalam dua siklus. Lewat sumbangan ini, kami akan dapat meningkatkan kinerja kami,” ujar Alain Beugre, presiden Koperasi Petani Padi Guiguidou.
Pada 1997, daerah Guiguidou menyambut hangat MATAC pertama yang mendukung para petani setempat dalam hal penanaman padi, memperbaiki dan memelihara fasilitas pemeliharaan air, serta melatih para talenta di industri beras.
Setelah upaya tanpa henti dari para ahli pertanian China selama hampir 30 tahun, varietas padi di daerah Guiguidou telah dioptimalkan dengan kualitas dan panen padi yang terus meningkat.
Seperti yang disampaikan oleh Zhang Jing, pakar dari MATAC ke-11, sebanyak empat varietas padi unggul dan berkualitas tinggi telah dibudidayakan dan disetujui oleh pemerintah Pantai Gading. Varietas-varietas ini memiliki keunggulan yang signifikan dalam segi hasil, kualitas, dan rasa dibandingkan dengan varietas tradisional setempat. Salah satunya, varietas C26 dapat menghasilkan sekitar tujuh ton per hektare dan telah dipromosikan secara luas di negara Afrika Barat tersebut.
“Sertifikasi C10, varietas baru lainnya, juga hampir rampung. Varietas berkualitas tinggi tersebut juga akan dipromosikan secara luas di Pantai Gading, yang memberikan manfaat kepada industri beras di seluruh negara itu,” imbuh Zhang.
Saat ini, Pantai Gading sedang berupaya mencapai swasembada beras pada 2025 dan meningkatkan produksi beras polesnya menjadi lebih dari 2,6 juta ton, papar Yacouba Dembele, direktur jenderal Badan Pengembangan Sektor Beras di Pantai Gading.
Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Pantai Gading Kobenan Kouassi Adjoumani baru-baru ini menyampaikan bahwa dukungan dari para mitra merupakan hal yang penting bagi Pantai Gading untuk meningkatkan produksi padi dan mencapai swasembada beras
Li Chengyao, konselor ekonomi dan komersial di Kedutaan Besar China di Pantai Gading, menuturkan bahwa sektor pertanian China dan Pantai Gading, negara pertanian utama di Afrika Barat, sangat saling melengkapi dan kerja sama pertanian bilateral memiliki prospek yang luas.
“China siap mendukung Pantai Gading untuk mencapai swasembada beras, meningkatkan kapasitas pemrosesan produk berasnya, dan menjadi negara (penghasil) biji-bijian utama,” ujarnya. [Xinhua]